Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, menyuarakan komitmennya untuk mewujudkan kesetaraan lembaga pendidikan berbasis agama dan umum. Dalam dialognya dengan ulama dan pendidik di Jambi, Anies menegaskan bahwa aspirasi para ulama menginginkan agar pendidikan agama memiliki kesempatan yang setara dengan pendidikan umum. Pasangan calon presiden dan wakil presiden, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, berharap untuk mewujudkan visi ini jika terpilih pada Pemilihan Presiden 2024.
Dalam upayanya untuk mewujudkan kesetaraan tersebut, Anies Baswedan menjanjikan perbaikan fasilitas di lembaga pendidikan berbasis agama. Ia mengungkapkan keinginannya agar infrastruktur sekolah agama dapat setara dengan sekolah umum. Selain itu, Anies juga berencana untuk mengkaji pembentukan Direktorat Jenderal Pondok Pesantren sebagai langkah konkret untuk mendukung pendidikan agama. Meski menekankan perlunya pembahasan lebih lanjut agar objektivitas tercapai, Anies menegaskan bahwa semua kebijakan yang diambil harus memiliki fokus pada pencapaian target kegiatan.
Dalam konteks ini, Anies Baswedan menyoroti pentingnya menjadikan pendidikan agama sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Beliau berpandangan bahwa kesetaraan pendidikan antara agama dan umum bukan hanya tentang pemberian kesempatan, tetapi juga dukungan yang memadai untuk meningkatkan kualitas pendidikan di kedua ranah tersebut. Dalam pandangannya, menciptakan infrastruktur pendidikan yang setara akan memberikan dorongan positif bagi perkembangan intelektual dan moral masyarakat.
Anies Baswedan menilai bahwa pembangunan infrastruktur pendidikan bukan hanya soal fisik, melainkan juga berkaitan erat dengan penyelenggaraan kurikulum dan peningkatan kualifikasi guru. Oleh karena itu, dalam pernyataannya, Anies menegaskan perlunya kajian mendalam untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil tidak hanya memenuhi aspek fisik, tetapi juga mencakup peningkatan substansial dalam penyelenggaraan pendidikan agama.
Sebagai respons terhadap tuntutan ini, Anies Baswedan menegaskan komitmen untuk menjadikan lembaga pendidikan berbasis agama setara dengan lembaga pendidikan umum dalam segala aspek. Ia berjanji untuk mengkaji secara seksama setiap aspek pembentukan Direktorat Jenderal Pondok Pesantren agar dapat memberikan dukungan yang maksimal. Menurutnya, hal ini merupakan langkah strategis dalam mendukung keberlanjutan dan peningkatan mutu pendidikan agama di Indonesia.
Pentingnya kesetaraan pendidikan antara agama dan umum juga disoroti oleh Muhaimin Iskandar, calon wakil presiden yang mendampingi Anies Baswedan. Ia menegaskan bahwa upaya untuk mencapai kesetaraan tersebut harus diikuti dengan peningkatan kesejahteraan guru dan staf pendidik. Dalam pandangannya, kesejahteraan guru berperan kunci dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Selain itu, Anies Baswedan juga menyoroti perlunya memperkuat peran pondok pesantren dalam sistem pendidikan nasional. Ia berpendapat bahwa pondok pesantren memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pendidikan agama yang berkualitas. Oleh karena itu, pembenahan infrastruktur dan peningkatan kualitas pengajaran di pondok pesantren menjadi fokus penting dalam upaya mencapai kesetaraan pendidikan.
Dalam menghadapi tugas besar ini, Anies Baswedan menyadari bahwa kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sangatlah penting. Ia menegaskan bahwa proses pembahasan dan pengambilan kebijakan harus melibatkan berbagai pihak agar hasilnya dapat mencerminkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat luas. Anies mengajak semua pihak untuk bersama-sama berkontribusi dalam membangun sistem pendidikan yang inklusif dan memberikan peluang yang setara bagi semua.