Situasi panas terjadi di Selat Bab Al Mandab setelah kapal perang penghancur milik Iran, Alborz, melaporkan memasuki perairan tersebut. Langkah ini datang menyusul serangan Houthi, kelompok penguasa Yaman yang berpihak pada Iran, terhadap kapal dagang yang diduga terkait dengan Israel.
Mehr News Agency melaporkan bahwa kapal perang Alborz, bagian dari Grup 94 Iran, yang dilengkapi dengan rudal jelajah jarak jauh, telah melakukan misi rutin menjaga keamanan maritim. Armada laut Iran telah aktif sejak 2009, terlibat dalam memerangi bajak laut dan tugas maritim lainnya.
Menurut Al Mayadeen, Lebanon, kapal Alborz sudah terlibat dalam latihan angkatan laut trilateral dengan Rusia dan China pada tahun 2019. Sebagai bagian dari skuad angkatan laut Iran sejak 1972, kapal ini mengalami pengembangan dan modernisasi.
Sebelumnya, Houthi menyatakan serangan mereka terhadap kapal dagang sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina dalam konflik di Gaza. Mereka telah menggunakan drone dan rudal untuk menyerang kapal-kapal di Selat Bab Al Mandab, jalur laut strategis yang melayani 12% perdagangan global.
Pada peristiwa terkini, helikopter Angkatan Laut Amerika Serikat menembaki pasukan Houthi yang berusaha menaiki kapal kargo, menyebabkan 10 anggota milisi Houthi tewas atau hilang. Inggris menyatakan kesiapannya untuk menghadapi ketegangan di Laut Merah dengan Houthi, siap mengambil tindakan langsung untuk melindungi kebebasan navigasi.
Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian, menekankan tanggung jawab Iran dalam mencegah serangan-serangan tersebut. Cameron menegaskan komitmen Inggris untuk menuntut pertanggungjawaban aktor yang terlibat dalam tindakan melanggar hukum.
Ketegangan di Laut Merah semakin mendalam, dan langkah-langkah konkret diambil oleh berbagai pihak untuk menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan tersebut.