Masa Depan Netanyahu Berada di Ambang Kehancuran, Kabinetnya Terancam Bubar

Baba.co.id, Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, kini menghadapi tantangan serius dengan sejumlah menteri di Kabinet Perang yang dikabarkan mulai meninggalkannya. Situasi semakin tegang, dan keberlanjutan Kabinet tersebut terancam bubar, menggoyangkan posisi politik Netanyahu.

Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan menteri tanpa jabatan Benny Gantz, dua tokoh kunci di Kabinet Perang, kabarnya tidak sejalan dengan kebijakan yang diambil oleh Netanyahu. Kondisi ini semakin memperumit stabilitas politik di dalam pemerintahan.

Dalam konferensi pers baru-baru ini, Menteri Pertahanan Yoav Gallant bahkan tidak hadir, meninggalkan tanda pertentangan yang nyata antara dia dan Netanyahu. Meskipun alasan absennya tidak secara jelas diungkap, banyak pihak menduga terjadi ketidaksepakatan di antara keduanya.

Netanyahu sendiri mencoba meyakinkan masyarakat bahwa kepemimpinan Israel tetap solid dalam menghadapi konflik di Gaza. Namun, upayanya ini terlihat semakin sulit, terutama ketika kedua menteri kunci, Gallant dan Gantz, mulai menunjukkan ketidaksetujuan terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah.

Pada sebuah konferensi pers sebelumnya, foto yang viral di media sosial menunjukkan Netanyahu berdiri sendirian, sementara Gallant dan Gantz berdiri bersama di sampingnya. Keadaan ini menjadi representasi visual dari ketidaksetujuan dan perselisihan di antara pemimpin pemerintahan.

Baca juga:  Kapal Perang Iran Memasuki Selat Bab Al Mandab, Ketegangan Meningkat di Laut Merah

Ketidaksepakatan semakin mencuat dengan adanya agresi terus-menerus di Gaza, yang diklaim oleh Israel sebagai upaya untuk menumpas kelompok pejuang Hamas. Netanyahu berusaha menjaga kontrol dan mencegah pujian yang diterima oleh Kabinet Keamanan Israel, termasuk Gallant dan Gantz, atas kembalinya 110 warga Israel yang sebelumnya disandera oleh Hamas.

Partisipasi Benny Gantz dalam Kabinet Perang juga menjadi fokus perhatian. Gantz, yang memiliki orientasi politik tengah, awalnya menciptakan kejutan ketika bergabung dengan kabinet yang dipimpin oleh Netanyahu, seorang politikus yang memiliki rivalitas politik dengannya.

Tidak hanya di tingkat politik, tetapi ketidaksetujuan juga mencuat dalam ranah ekonomi. Menteri Perekonomian Nir Barkat menyatakan penolakan terhadap pembaruan anggaran pemerintah yang dibahas di Knesset. Menurutnya, anggaran yang diajukan tidak akan memadai untuk memenuhi kebutuhan ekonomi selama masa perang dan justru dapat menimbulkan keruntuhan ekonomi.

Begitu juga dengan Gantz, yang turut menolak anggaran tersebut. Alasannya, dia merasa tidak nyaman membiarkan dana yang semula dijanjikan untuk keperluan politik mengalir ke dalam kebutuhan perang yang mendesak.

Baca juga:  Serangan Israel di Damaskus, Kepala Mata-Mata Garda Revolusi Iran Gugur

Ketegangan di antara Netanyahu dan anggota kabinetnya tidak hanya menjadi isu domestik. Dalam konteks konflik di Gaza, di mana serangan terus berlanjut, perpecahan di pemerintahan Israel menjadi perhatian dunia internasional. Ketidakstabilan politik di puncak pemerintahan Israel dapat berdampak signifikan pada dinamika geopolitik di kawasan Timur Tengah.

Pertanyaan yang muncul adalah sejauh mana krisis politik ini akan berlanjut dan bagaimana dampaknya terhadap upaya penanganan konflik di Gaza. Apakah ketidaksepakatan di antara pemimpin pemerintahan akan merugikan respons terhadap situasi yang semakin memanas di wilayah tersebut?

Sementara itu, masyarakat Israel dan dunia internasional akan terus memantau perkembangan politik di Israel, yang kini tengah diambang perubahan yang mungkin berdampak besar pada nasib Netanyahu dan stabilitas pemerintahan negara tersebut.

Rekomendasi untuk Anda

Advertisement

Terkait

Terbaru