Nawawi Pomolango Kecewa pada Debat Capres, TKN Prabowo-Gibran Merasa Sangat Wajar

Pada debat perdana Pilpres yang digelar di Kantor KPU Jakarta pada Selasa (12/12/2023), Ketua KPK Nawawi Pomolango menghadiri acara tersebut dengan perasaan campur aduk. Meski berangkat dalam kondisi lelah dari acara Hakordia, Nawawi merasa kecewa dengan apa yang disampaikan oleh ketiga calon presiden (capres) yang turut serta dalam debat tersebut. Dalam pandangannya, gagasan-gagasan yang diusung oleh para capres tidak sepenuhnya diakomodasi karena keterbatasan waktu.

Fahri Hamzah, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, menyikapi perasaan kecewa Nawawi dengan pemahaman yang lebih bersifat rasional. Menurut Fahri, kecewa Nawawi terhadap debat perdana tersebut dapat dipahami karena keterbatasan waktu yang tidak memungkinkan pengungkapan gagasan secara menyeluruh. “Saya kira maksud beliau [Ketua KPK] adalah debatnya terlalu pendek, sehingga tidak bisa mengakomodasi keinginan untuk mengetahui gagasan-gagasan besarnya,” ujar Fahri.

Fahri juga memberikan perspektif terkait peran KPK dan fokusnya selama ini. Menurutnya, KPK telah fokus membangun sistem, melakukan supervisi, dan berkoordinasi dengan lembaga-lembaga terkait. Hal ini, menurut Fahri, membuat KPK memiliki daya konsolidasi yang kuat, terutama dalam hubungan dengan penegak hukum dan lembaga negara.

Baca juga:  Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Minta Debat ketiga Capres-Cawapres 2024, Bukan untuk Sealing Serang

Fahri menambahkan bahwa sejak revisi Undang-Undang KPK, pimpinan lembaga antirasuah ini jarang menyampaikan opini di ruang publik. “Sejak perubahan Undang-undang KPK, saya melihat pimpinan KPK semakin jarang sekali yang mau terlibat dalam opini dan apalagi politik,” kata Fahri, menggambarkan perubahan dinamika internal KPK.

Nawawi Pomolango sendiri mengungkapkan penyesalannya atas kehadiran dalam debat tersebut. Meskipun rela berangkat dalam kondisi lelah, Nawawi merasa kecewa karena harapannya terhadap konsep pemberantasan korupsi yang ditawarkan oleh para capres tidak terpenuhi. “Capek-capek dari sini, saya bela-belain karena saya ingin mendengar ada konsep pemberantasan korupsi tidak yang bisa ditawarkan oleh beliau. Bahasanya hanya menguatkan KPK, tapi seperti apa tidak ada. Saya jadi menyesal kenapa harus bermacet-macetan semalam,” ujar Nawawi.

Sebagai puncak dari penyesalannya, Nawawi merasa bahwa konsep yang disampaikan ketiga capres tidak sesuai dengan harapannya. Kendati demikian, Fahri Hamzah menilai bahwa perasaan Nawawi tersebut sejalan dengan dinamika perubahan di internal KPK pasca-revisi Undang-Undang KPK. Meski terdapat ketidaksesuaian harapan, Fahri menyakini bahwa keprihatinan Nawawi adalah suara yang mewakili kepentingan lembaga antirasuah tersebut.

Baca juga:  Pengejaran Harun Masiku: Mantan penyidik KPK, Yudi Purnomo Usulkan Ini

Rekomendasi untuk Anda

Advertisement

Terkait

Terbaru