Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, menegaskan pentingnya sikap dewasa dan kematangan dalam berdemokrasi, khususnya kepada seluruh peserta pemilihan presiden 2024. Pasca-debat capres pada 7 Januari 2024, Anies memberikan peringatan agar peserta pemilu tidak menjelek-jelekan lawan, terutama dengan membawa isu-isu debat ke luar forum tersebut.
Anies tidak secara langsung menyebutkan siapa yang menjadi sasaran pernyataannya, namun publik menduga bahwa hal tersebut ditujukan kepada capres nomor urut dua, Prabowo Subianto. Prabowo terus mengungkit peristiwa yang terjadi dalam debat tersebut, bahkan di tengah kampanye, ia mengeluarkan pernyataan yang diduga ditujukan kepada Anies.
Dalam kampanyenya di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Anies mengatakan, “Menilai penting bahwa dalam diskusi, semua harus disampaikan. Apabila ada keberatan, sampaikan saat itu juga. Itu adalah kematangan dalam berdemokrasi.” Anies menolak untuk melanjutkan diskusi mengenai isu debat capres-cawapres setelah debat berakhir, dan ia mengajak publik untuk langsung menanyakan maksud pernyataan Prabowo pada dirinya.
“Kalau debatnya berhasil, pasti setelah debat akan tenang. Tidak usah jelek-jelekin lawan,” tegas mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Anies juga menyatakan bahwa masalah yang muncul dalam debat seharusnya diselesaikan di forum tersebut. Jika ada keberatan, seharusnya disampaikan pada saat debat, bukan di luar forum.
Anies telah dinilai menyerang Prabowo sejak awal debat dengan menyentuh isu kepemilikan lahan di Aceh dan Kalimantan Timur. Dalam debat, Anies menyebut total kepemilikan lahan Prabowo di dua provinsi itu mencapai 340 ribu hektare. Pernyataan ini menyebabkan ketegangan, terutama karena Anies menilai situasi prajurit TNI yang tinggal di rumah kontrakan atau ngekost sebagai tidak seimbang dengan aset yang dimiliki oleh Prabowo, yang masih aktif sebagai Menteri Pertahanan.
Atas pernyataannya itu, Anies dilaporkan ke Bawaslu karena dianggap menyebar fitnah. Namun, Anies membela diri dengan mengutip data yang pernah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam debat pilpres 2019. Momen ini menunjukkan ketegangan antara kedua kubu dan menambah dinamika persaingan jelang pemilihan presiden 2024.