Calon Presiden Nomor Urut 1, Anies Baswedan, menyatakan bahwa peningkatan skor PISA (Programme for International Student Assessment) merupakan tugas bersama yang tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah. Pada hasil PISA 2022 yang dirilis oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), skor kemampuan membaca, matematika, dan sains pelajar Indonesia mengalami penurunan.
“Peningkatan skor PISA ini tidak bisa hanya dikerjakan oleh sekolah saja. Tapi kita harus memperluas,” ujar Anies dalam acara Desak Anies Yogyakarta (Edisi Pendidikan), Selasa, 23 Januari 2024.
Anies menggambarkan prinsip “it takes a village to raise a kid,” yang berarti diperlukan kerjasama dari seluruh desa untuk mengembangkan seorang anak. Ini menandakan pentingnya kolaborasi di berbagai sektor pendidikan, melibatkan orang tua, lingkungan, serta meningkatkan kompetensi guru dan kepala sekolah.
“Artinya diperlukan kerja sama di bidang pendidikan, melibatkan orang tua, melibatkan lingkungan, yang tidak kalah penting itu memastikan guru dan kepala sekolah kompetensinya ditingkatkan. Sehingga nanti ujungnya adalah pada kinerja siswa. Bukan hanya siswanya saja, tapi orang tua, guru, kepala sekolah,” jelas Anies.
Anies juga mengungkapkan upayanya dalam pengembangan lingkungan belajar, terutama peran orang tua. Ketika menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 2014-2016, Anies mendirikan Direktorat Pendidikan Orang Tua di kementeriannya. Namun, disayangkan karena direktorat ini hilang di periode berikutnya.
Dalam hasil PISA 2022, skor literasi (kemampuan membaca) pelajar Indonesia mengalami penurunan 12 poin dari 371 pada 2018 menjadi 359 pada 2022. Sementara itu, skor kemampuan matematika turun dari 379 pada 2018 menjadi 366 pada 2022. Skor kemampuan sains juga mengalami penurunan 12 poin, dari 396 pada 2018 menjadi 359 pada 2022.