Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa sejumlah Penjabat (Pj) Kepala Daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur dicopot karena dinilai tidak bersedia berpihak kepada pasangan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming. Hasto menyatakan bahwa Pj kepala daerah yang dicopot diminta untuk mendukung Prabowo-Gibran, tetapi mereka tetap ingin menjalankan tugasnya secara independen.
“Ada Pj-pj yang sebenarnya netral tetapi kemudian karena tidak mau menjalankan suatu keberpihakan kepada 02 (Prabowo-Gibran), itu diganti. Itu terjadi di beberapa wilayah di Jawa Tengah, juga di Jawa Timur,” ujar Hasto di Jakarta.
Meskipun tindakan intimidasi terhadap Pj kepala daerah dilakukan oleh kubu Prabowo-Gibran, Hasto meyakini bahwa hal tersebut tidak akan berpengaruh signifikan. Ia bahkan mengklaim bahwa masyarakat Indonesia yang menyaksikan intimidasi tersebut justru akan memberikan perlawanan terhadap Prabowo-Gibran.
Hasto juga mengingatkan mengenai fenomena “unspoken voters” atau pemilih yang belum menentukan pilihan. Menurutnya, kekuatan diam ini menjadi kunci kemenangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Hasto menekankan bahwa tekanan terhadap rakyat dapat memicu perlawanan, mengacu pada mitos Ratu Adil yang diyakini oleh banyak masyarakat.
Sebelumnya, Hasto juga menyebut bahwa calon presiden Ganjar Pranowo sering berkampanye di Jawa Tengah dan Jawa Timur karena di dua provinsi tersebut pendukungnya banyak yang mengalami intimidasi. Bentuk intimidasi tersebut terutama ditujukan kepada kepala desa, dan Hasto menyoroti ketidaknetralan oknum-oknum TNI, Polri, dan Kejaksaan yang terekam dalam rekaman-rekaman yang beredar di media sosial.