Baba.co.id, Jumat (22/12/2023), Survei Litbang Kompas merilis hasil pemetaan pendapat publik terhadap penampilan tiga calon wakil presiden (cawapres) dalam debat perdana Pemilu 2024. Debat yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) tersebut mengangkat enam tema besar, melibatkan tiga cawapres dan tiga calon presiden (capres). Hasil survei memberikan gambaran yang menarik terkait persepsi publik terhadap penampilan masing-masing kandidat.
Evaluasi Penampilan Cawapres
Survei mengukur penilaian responden terhadap aspek-aspek kunci dalam penampilan cawapres. Dalam hal menjawab pertanyaan dengan lancar dan jelas, Mahfud MD menonjol dengan rata-rata nilai 7,5, sementara Muhaimin Iskandar dan Gibran Rakabuming Raka masing-masing meraih 7,0 dan 7,1. Mahfud MD juga diakui sebagai cawapres yang paling menguasai permasalahan yang didiskusikan, mendapatkan skor 7,6, sedangkan Muhaimin Iskandar dan Gibran Rakabuming Raka sama-sama meraih 7,1.
Respons Publik terhadap Debat
Menariknya, survei ini mengungkapkan bahwa 66,5% responden menyaksikan debat cawapres, sementara 33,5% mengaku tidak menonton. Namun, mayoritas pemilih, sebanyak 66,7%, menyatakan bahwa pilihan mereka tetap tidak berubah setelah menyaksikan debat tersebut. Hanya 11,3% responden yang menyatakan kemungkinan mengubah pilihan mereka setelah melihat debat capres-cawapres, sedangkan 22% lainnya mengaku tidak tahu.
Metodologi Survei
Survei ini dilakukan oleh Litbang Kompas pada 22 Desember 2023, mulai pukul 19.30 hingga 22.00 WIB. Sebanyak 212 responden dari seluruh Indonesia diwawancara melalui telepon, dengan sampel yang ditentukan secara acak sesuai proporsi jumlah penduduk di setiap provinsi. Metode ini memberikan margin of error sebesar +-6,73% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Dengan hasil survei ini, dapat disimpulkan bahwa penampilan Mahfud MD mendapat apresiasi tinggi dari publik, sementara Muhaimin Iskandar dinilai memiliki keunggulan di atas panggung. Tingkat partisipasi publik dalam menyaksikan debat mencerminkan tingginya minat politik di masyarakat. Meski mayoritas pemilih tetap setia pada pilihannya, perubahan dalam persentase yang signifikan dapat menjadi faktor penentu di masa depan kampanye.