Belakangan, ramai pembicaraan mengenai calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, yang mendapat julukan “Ketua Penguin.” Sebutan ini muncul dari kebiasaannya mengunggah meme penguin di akun Twitter pribadinya. Bahkan, acara lari pagi bertajuk “Penguin SliweRun Bersama Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno” di Senayan, Jakarta, sukses memeriahkan suasana dengan partisipasi antusias pasukan penguin, sebutan untuk pendukungnya.
Dalam video setelah acara, Ganjar menceritakan asal-usul julukan itu. Ia mengungkapkan bahwa julukan tersebut muncul secara spontan saat ia menjawab salah satu komentar di Twitter. Kreativitas anak-anak netizen menjadikan panggilan “Pak Ketua Penguin” melekat pada sosok Ganjar Pranowo.
Momen puncak viralitas terjadi ketika Ganjar membagikan foto dirinya santai mengenakan kaus putih dengan gambar karakter penguin Skipper. Keterangan fotonya, “Nyante duls,” membuat sebutan “Ketua Penguin” semakin merajalela di media sosial. Menariknya, Ganjar Pranowo merespons positif dan mengikuti keinginan publik yang bahkan membentuk kelompok penguin yang dianggapnya sebagai pendukung setia.
Ganjar Pranowo menunjukkan sikap yang terbuka terhadap sebutan tersebut, bahkan sampai mengikuti inisiatif pendukung yang membuat jersey dan membentuk kelompok penguin. Baginya, hal ini menjadi wujud keakraban dengan masyarakat dan pemenuhan harapan mereka. Dalam konteks politik Indonesia yang seringkali serius, geliat “Ketua Penguin” menjadi nuansa segar dan menyenangkan.
Ganjar Pranowo secara tegas menyatakan bahwa ia mengikuti arus dan mengembangkan konsep yang diperkenalkan oleh pendukungnya. Keterbukaan dan keterlibatan dalam interaksi sosial melalui media sosial menjadi salah satu strategi yang memperkuat citra positif Ganjar di mata publik. Sebuah fenomena menarik di dunia politik yang menunjukkan bahwa ketertarikan publik tidak selalu harus berasal dari hal-hal serius, melainkan bisa pula dari keunikan dan keceriaan seperti geliat “Ketua Penguin” Ganjar Pranowo.