Di tengah gejolak politik menjelang Pemilihan Presiden 2024, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto secara mengejutkan mengumumkan kesatuan visi dan misi dengan Presiden Joko Widodo, atau akrab disapa Jokowi. Pernyataan ini disampaikan oleh Prabowo dalam sebuah acara sarasehan Kemandirian Pesantren di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Sabtu, 16 Desember 2023.
Prabowo, yang sebelumnya merupakan rival Jokowi dalam Pilpres 2014 dan 2019, kini tampil sebagai calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju. Koalisi ini melibatkan sejumlah partai politik ternama seperti Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional, Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Bulan Bintang, Partai Gelora, Partai Prima, dan Partai Solidaritas Indonesia. Calon Wakil Presiden yang diusung adalah Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Jokowi yang kini menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Dalam keterangannya, Prabowo memberikan pujian kepada Jokowi, menyatakan keterampilan uniknya dalam menjalin hubungan dengan lawan politik. Ia mengakui kehebatan Jokowi dalam tidak hanya mengalahkan lawan-lawannya, termasuk dirinya sendiri, tetapi juga mampu menjadikan mereka sebagai mitra yang berkontribusi positif dalam pembangunan bangsa dan negara.
“Beliau bukan saja mengalahkan mantan panglima, jenderal, beliau mengalahkan tapi bisa menjadikan lawannya jadi kawan yang baik. Itu ilmu yang paling tinggi,” ujar Prabowo, yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra.
Politik yang semakin memanas menjelang Pilpres 2024, Prabowo tidak hanya menyatakan kesetiaannya pada Jokowi tetapi juga menyoroti perhatian khusus Presiden terhadap pesantren. Ia memberikan apresiasi kepada Kementerian Agama yang telah menginisiasi program inkubasi bisnis untuk pesantren.
“Cita-citanya untuk semua pesantren 5.000 lebih, saya dengar baru 2.600, tapi ini sudah sangat berhasil. Insya Allah program semacam ini kita tingkatkan, kita teruskan, supaya semua pesantren kita maju,” kata Prabowo dengan antusias.
Pernyataan ini tentu menjadi sorotan publik, terutama mengingat sejarah persaingan sengit antara Prabowo dan Jokowi dalam dua Pemilihan Presiden sebelumnya. Apakah ini hanya strategi politik belaka atau langkah konkret menuju rekonsiliasi politik yang lebih luas, menjadi pertanyaan yang mencuat.
Dalam konteks kebijakan yang akan dijalankan, Prabowo menegaskan komitmennya untuk melanjutkan program-program yang telah dicanangkan oleh pemerintahan Jokowi. Kesatuan visi ini diharapkan dapat menghadirkan stabilitas dan kelanjutan pembangunan nasional.
Ketika berbicara tentang pesantren, Prabowo menciptakan harapan untuk kemajuan lebih lanjut. Program inkubasi bisnis yang diinisiasi Kementerian Agama telah menjadi langkah positif, dan Prabowo berjanji untuk meningkatkan dan melanjutkan program serupa untuk mendukung perkembangan lebih banyak pesantren di seluruh Indonesia.
Sementara itu, Koalisi Indonesia Maju, yang mengusung Prabowo-Gibran, menjadi perhatian utama dalam dinamika politik nasional. Keberhasilan atau kegagalan koalisi ini akan menjadi penentu arah politik Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Dengan menyatu dalam visi bersama, Prabowo dan Jokowi memberikan sinyal kepada publik bahwa pembangunan Indonesia harus terus berlanjut, tanpa terpaku pada perbedaan politik yang sempit. Ini bukan hanya tentang persaingan kekuasaan, tetapi juga tentang memajukan bangsa melalui kolaborasi dan persatuan.
Pilpres 2024 bukan hanya menjadi panggung pertarungan politik, tetapi juga peluang untuk membangun fondasi politik yang lebih stabil dan inklusif. Masyarakat Indonesia pun diharapkan dapat mengambil peran aktif dalam menyuarakan aspirasi dan mengawal proses demokrasi, menjadikan Pilpres 2024 sebagai momentum positif bagi kemajuan bangsa.