Profil Mardigu Wowiek Prasantyo: Pengamat Terorisme, dan Figur Kontroversial

Mardigu Wowiek Prasantyo, yang akrab disapa Bossman Sontoloyo, merupakan seorang wirausahawan serba bisa, pengamat terorisme, analis politik, serta pemerhati pertahanan dan keamanan di Indonesia. Dikenal dengan julukan yang kontroversial, Bossman Sontoloyo kerap menarik perhatian publik melalui pernyataan-pernyataan provokatif yang terbilang di luar kebiasaan.

Latar Belakang

Lahir di Madiun, Jawa Timur, pada dekade 1960-an, Mardigu merupakan keturunan dari pasangan Wowiek Prasantyo dan Sumini. Ayahnya seorang pengusaha sukses, sementara ibunya berperan sebagai ibu rumah tangga. Mardigu mengenyam pendidikan dasar hingga menengah di Madiun dan melanjutkan studinya ke Universitas San Francisco, Amerika Serikat, mengambil jurusan Criminal Mind & Forensic Investigator.

Julukan “Sontoloyo” yang melekat pada dirinya berasal dari peristiwa tidak disengaja ketika pamannya mengucapkannya dalam konteks diskusi agama semasa Mardigu masih kecil.

Meskipun mengkhususkan diri dalam pengamatan terorisme, Mardigu juga menggali kebijakan ekonomi Indonesia. Dalam berbagai narasinya di platform YouTube, ia menyoroti kesalahan-kesalahan dalam pengelolaan negara, khususnya kritik terhadap praktik peminjaman uang yang dianggapnya sebagai metode kuno yang tidak relevan di era modern. Salah satu gagasannya adalah adopsi “printing money” dan memberikan julukan “new mind” kepada pendukungnya sebagai bagian dari solusi inovatif.

Baca juga:  Profil Khabib Nurmagomedov, Sang Elang yang Terbang dari Pegunungan Dagestan

Karier

Pada tahun 1980-an, Mardigu memulai karier bisnisnya dengan mendirikan perusahaan di sektor minyak dan gas yang kemudian tumbuh menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia. Selain di sektor tersebut, ia juga terlibat dalam berbagai bidang usaha, termasuk properti, media, dan pendidikan. Aktif berinvestasi di berbagai startup, Mardigu menjelma menjadi figur multifaset yang tidak hanya sukses di dunia bisnis, tetapi juga memiliki wawasan mendalam di berbagai sektor.

Sebagai seorang pengamat terorisme, Mardigu melakukan wawancara dengan lebih dari 400 anggota teroris dari berbagai kelompok. Dari hasil wawancara tersebut, ia menyimpulkan bahwa terorisme merupakan fenomena kompleks yang tidak dapat diatasi semata-mata melalui pendekatan militer.

Aktif di media sosial, akun Twitter Mardigu dengan lebih dari 2 juta pengikut menjadi saluran bagi pemikiran-pemikirannya yang kontroversial, termasuk pandangan tentang politik, ekonomi, dan isu sosial.

Kontroversi

Bossman Sontoloyo dikenal sebagai tokoh kontroversial yang kerap kali melontarkan pernyataan-provokatif. Beberapa pernyataan yang menimbulkan kontroversi antara lain:

  1. Terorisme: Mardigu berpendapat bahwa terorisme harus dipahami sebagai fenomena kompleks yang tidak dapat diatasi semata-mata melalui tindakan militer. Kritik juga dilontarkannya terhadap fokus pemerintah Indonesia yang dianggapnya terlalu mengandalkan pendekatan militer.
  2. Ekonomi: Mardigu mengusulkan penciptaan mata uang baru berbasis emas sebagai solusi untuk masalah ekonomi Indonesia. Kritik juga ditujukannya pada kebijakan ekonomi pemerintah yang dianggapnya terlalu bergantung pada dolar AS.
  3. Sosial: Mardigu mendesak agar masyarakat Indonesia menjadi lebih cerdas dan kritis. Kritik juga dilontarkannya terhadap tingkat korupsi yang tinggi dan kurangnya transparansi pemerintah Indonesia.
Baca juga:  Biografi Tan Malaka, Perjalanan Hidup Seorang Pemikir dan Pejuang Kemerdekaan Indonesia

Rekomendasi untuk Anda

Advertisement

Terkait

Terbaru