Mainan tradisional jaman dulu memiliki daya tarik tersendiri yang seringkali membuat kita bernostalgia, terutama bagi mereka yang mengalami masa kecil pada tahun 1990an. Pada masa itu, terdapat banyak mainan tradisional yang unik dan menarik, yang menjadi favorit anak-anak di era tersebut. Berbeda dengan generasi sekarang yang cenderung lebih terpaku pada permainan digital, anak-anak pada tahun 1990an lebih sering terlibat dalam permainan yang mengandalkan aktivitas fisik, seperti berlari, melompat, dan beradu ketangkasan.
Tentu saja, bagi sebagian orang yang mengalami masa kecil pada tahun 1990an, kenangan akan suasana permainan tradisional tersebut masih sangat kuat dan mengundang rasa nostalgia yang mendalam. Mari kita simak 25 mainan tradisional jadul tahun 1990an yang masih menghadirkan kenangan manis bagi banyak orang. Apa saja mainan tersebut?
25 Mainan Tradisional Jaman dulu:
1. Kelereng
Kelereng adalah salah satu ikon mainan masa lalu yang merajai permainan anak-anak di tahun 1990-an. Dari halaman sekolah hingga rumah-rumah, anak-anak dari segala latar belakang sering kali menyenangkan diri dengan memainkan kelereng.
Dalam permainan kelereng ini, setiap anak bersaing dalam turnamen atau pertandingan informal, menguji keterampilan dan strategi mereka. Meluncurkan kelereng berwarna-warni ke arah target atau mencoba mengenai kelereng lawan menjadi momen yang mendebarkan dalam permainan ini.
Cara bermainnya sederhana: setiap pemain akan membawa kelerengnya yang berukuran beragam ke tempat bermain. Mereka kemudian saling berhadapan, berusaha untuk meluncurkan kelereng mereka dengan presisi dan kecepatan yang tepat. Pemain yang mampu mempertahankan kelerengnya atau bahkan mengambil milik lawan dengan tepat akan menjadi pemenangnya.
Cara Bermain Kelereng:
- Persiapan: Setiap pemain membawa kelerengnya yang berukuran beragam ke tempat bermain.
- Bertanding: Pemain saling berhadapan, siap untuk berkompetisi.
- Meluncurkan Kelereng: Dengan presisi dan kecepatan yang tepat, pemain meluncurkan kelereng mereka ke arah target atau kelereng lawan.
- Strategi dan Keterampilan: Pemain berusaha mempertahankan kelerengnya atau bahkan mengambil milik lawan dengan tepat.
- Menentukan Pemenang: Pemain yang mampu mempertahankan kelerengnya atau bahkan mengambil milik lawan dengan tepat akan menjadi pemenangnya.
Kelereng membawa kita bernostalgia pada masa kecil, mengajarkan keterampilan dan strategi sambil memberikan momen-momen mendebarkan dalam permainan yang sederhana namun menyenangkan.
2. Lompat Karet atau Tali
Lompat karet atau tali menjadi salah satu permaianan yang populer pada era 1990-an. Anak-anak di seluruh Indonesia hampir mengenal semua permainan ini pada masa itu. Dari gang-gang kecil hingga teras rumah, permainan ini dimana anak anak akan melompati tali atau karet gelang yang dianyam, tingkatannya mulai dari yang paling rendah lutut hingga ketinggian tali diatas kepala.
Selain sebagai bentuk kesenangan, lompat karet atau tali juga menjadi ajang untuk mengasah keterampilan motorik dan koordinasi gerakan. Lompat karet atau tali membawa nostalgia yang kuat dari masa kecil, di mana anak-anak merayakan keceriaan fisik dan keterampilan koordinasi dalam permainan yang sederhana namun mendebarkan.
3. Dakocan
Dakocan, mainan tradisional yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan, menawarkan kesederhanaan dan kegembiraan bagi anak-anak. Dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti biji karet atau kayu yang dibentuk pipih dan dihiasi dengan berbagai warna, Dakocan menjadi teman bermain favorit di masa lampau.
Cara Bermain Dakocan:
- Persiapan:
- Siapkan beberapa Dakocan, idealnya 5 buah untuk permainan standar.
- Pilihlah tempat yang cukup luas untuk bergerak bebas.
- Langkah-langkah:
- Lemparan Dasar:
- Pegang Dakocan di telapak tangan.
- Lemparkan Dakocan ke atas dengan gerakan menepuk.
- Tangkap Dakocan dengan punggung tangan.
- Pindahkan Dakocan ke telapak tangan dengan gerakan memutar pergelangan tangan.
- Ulangi langkah-langkah tersebut dengan tangan yang berlawanan.
- Variasi:
- Tangkap Ganda: Tangkap Dakocan yang dilempar dengan kedua punggung tangan.
- Lemparan Tinggi: Lemparkan Dakocan lebih tinggi dan tangkap dengan punggung tangan.
- Lemparan Belakang: Lemparkan Dakocan ke belakang dan tangkap dengan punggung tangan.
- Lemparan Dasar:
- Pengembangan Permainan:
- Permainan Individu: Lakukan variasi lempar tangkap dengan kombinasi gerakan dan hitungan.
- Permainan Bersama:
- Estafet Dakocan: Bermain estafet dengan melempar dan menangkap Dakocan antar anggota tim.
- Dakocan Berhitung: Setiap berhasil menangkap Dakocan, sebutkan angka. Pemain yang gagal harus mengulang dari awal.
4. Yoyo
Di era 1990-an, yoyo menjadi salah satu mainan yang paling digandrungi oleh anak-anak dan remaja di seluruh dunia. Lebih dari sekadar mainan, yoyo menjadi bagian dari budaya populer yang mendominasi di berbagai belahan dunia. Banyak yang memiliki koleksi yoyo dengan berbagai desain dan merek yang berbeda.
Permainan yoyo tidak sekadar tentang membiarkan yoyo berputar, tetapi juga tentang menampilkan trik-trik yang memukau. Tahun 1990-an menjadi saksi bagi berbagai acara dan kompetisi yoyo yang memikat para penggemar. Anak-anak giat berlatih trik-trik seperti “sleeper”, “walk the dog”, atau “rock the baby” untuk memperlihatkan keahlian mereka dalam mengendalikan yoyo.
Yoyo juga menjadi alat ekspresi diri bagi banyak anak muda. Mereka bisa mengekspresikan kreativitas mereka melalui gaya bermain yang unik dan trik-trik yang dirancang sendiri. Banyak juga yang mengoleksi yoyo dengan desain khusus atau edisi terbatas sebagai bagian dari hobi mereka.
Cara Main Yoyo:
- Persiapan: Siapkan yoyo yang sudah dirakit dengan benangnya dengan baik.
- Pengaturan Benang: Pastikan benang yoyo cukup panjang untuk memungkinkan yoyo berputar dengan bebas. Pegang ujung benang dengan jari yang sesuai.
- Mengayunkan Yoyo: Dengan gerakan tangan yang cepat dan terarah, ayunkan yoyo ke bawah dengan kuat.
- Memainkan Trik: Anak-anak dapat memainkan berbagai trik dengan yoyo, seperti “sleeper” (membiarkan yoyo berputar di bawah), “walk the dog” (membawa yoyo berjalan di atas permukaan), atau “rock the baby” (mengayun yoyo dengan berbagai gerakan menarik).
- Menarik Kembali: Setelah memainkan trik, tarik kembali yoyo dengan gerakan tangan yang cepat dan tepat untuk mengembalikannya ke tangan.
- Bertanding atau Berlatih: Anak-anak dapat berlatih trik-trik yang berbeda sendiri atau bertanding dengan teman-teman mereka untuk menunjukkan keahlian mereka dalam mengendalikan yoyo.
5. Congklak
Congklak menjadi permainan tradisional yang populer di Indonesia selama tahun 1990-an. Anak-anak sering menghabiskan waktu luang mereka dengan bermain congklak di rumah atau di lingkungan mereka, memperkuat ikatan sosial dan memperdalam keterampilan strategi dan kognitif.
Di era tersebut, banyak anak muda yang merancang strategi khusus untuk meraih kemenangan dalam permainan congklak. Mereka mempelajari cara cerdas menggerakkan biji-biji untuk mengumpulkan sebanyak mungkin dan mengalahkan lawan mereka. Congklak juga menjadi bagian dari turnamen atau kompetisi di tingkat lokal atau sekolah, mendorong persaingan yang sehat dan mengembangkan keterampilan berpikir strategis pada pemainnya.
Cara Main Congklak:
- Persiapan Awal:
- Siapkan papan congklak dan 48 biji-biji kecil (biasanya biji-biji tersebut merupakan biji-biji kacang atau batu kecil).
- Papan congklak memiliki dua baris lubang yang berisi tujuh lubang di setiap barisnya, dan satu lubang besar di setiap ujung baris.
- Bagian tengah papan biasanya merupakan “rumah” atau “lumbung” yang lebih besar dan biasanya berbentuk lubang yang lebih besar daripada lubang-lubang lainnya.
- Pembagian Bijinya:
- Letakkan enam biji di setiap lubang kecuali lubang besar di ujung baris milik masing-masing pemain.
- Jadi, totalnya ada 42 biji yang ditempatkan di lubang-lubang tersebut.
- Mulai Bermain:
- Pemain duduk berhadap-hadapan di sisi yang berlawanan dari papan.
- Setiap pemain mengambil giliran bergantian.
- Pemain memilih lubang di baris mereka yang berisi biji dan mengambil semua biji dari lubang tersebut.
- Kemudian, pemain memasukkan satu biji ke setiap lubang berikutnya secara searah jarum jam, termasuk ke dalam “rumah” atau “lumbung” milik mereka sendiri, tetapi tidak ke lumbung lawan.
- Jika pemain berakhir di lumbung miliknya sendiri, ia mendapatkan giliran ekstra.
- Jika pemain berakhir di lubang kosong di barisnya sendiri, ia mengambil semua biji dari lubang terakhir lawan yang terletak di seberang lubang tersebut, serta biji terakhir yang ditaruhnya. Biji-biji ini ditambahkan ke dalam lumbungnya sendiri.
- Jika pemain berakhir di lumbung lawan yang kosong, giliran pemain tersebut berakhir.
- Mengumpulkan Poin:
- Permainan berlanjut hingga salah satu baris tidak memiliki biji sama sekali.
- Pemain yang memiliki biji tersisa di barisnya sendiri mengumpulkan semua biji yang ada di barisnya ke dalam lumbung mereka masing-masing.
- Poin dihitung berdasarkan jumlah biji di lumbung masing-masing pemain.
- Menentukan Pemenang:
- Pemain yang memiliki jumlah biji terbanyak di lumbungnya adalah pemenangnya.
6. Bola Bekel
Bola Bekel adalah salah satu mainan tradisional yang sangat populer di Indonesia pada tahun 1990-an. Dibuat dari bahan keramik atau tanah liat, bola-bola kecil ini memiliki diameter sekitar setengah inci. Cara bermain Bola Bekel cukup sederhana namun membutuhkan keterampilan yang cukup baik. Pertama-tama, para pemain menandai area permainan dengan membuat lingkaran atau kotak kecil di tanah atau permukaan yang datar menggunakan kapur atau batu. Setelah itu, mereka melemparkan bola-bola kecil tersebut ke dalam lingkaran tersebut.
Tantangannya adalah mengumpulkan bola-bola tersebut dengan cara memukul salah satu bola menggunakan bola lainnya sehingga bola yang dipukul meloncat dan mengenai bola-bola lainnya untuk mengumpulkannya. Pemain akan mendapatkan poin berdasarkan jumlah bola yang berhasil mereka kumpulkan. Bola Bekel tidak hanya menguji ketangkasan dan koordinasi motorik halus, tetapi juga memperkuat interaksi sosial antar pemain.
Cara Main Bola Bekel:
- Tempatkan bola di atas alas yang telah disiapkan.
- Gunakan jari telunjuk dan jempol Anda untuk memegang bola. Letakkan bola di antara kedua jari tersebut dengan ujung jari kelingking menopang bola dari bawah.
- Kemudian, lemparkan bola ke udara dengan menggunakan jari telunjuk dan jempol, sambil menjaga agar bola tetap berada di antara kedua jari tersebut.
- Tantang diri Anda untuk menangkap bola kembali menggunakan kedua jari yang sama, sebelum bola menyentuh alas. Anda dapat menambahkan variasi gerakan tangan seperti putaran atau gerakan lainnya untuk menambah kesulitan.
- Jika Anda berhasil menangkap bola kembali, Anda bisa melanjutkan permainan dengan melempar bola lagi dan menangkapnya kembali. Namun, jika Anda gagal menangkap bola, giliran Anda berakhir dan giliran pemain berikutnya.
Aturan Tambahan:
- Terkadang, ada aturan tambahan yang dapat diterapkan untuk menambah keseruan permainan, seperti aturan untuk mendapatkan poin ekstra jika pemain berhasil melakukan tindakan tertentu dengan bola bekel.
7. Petak Umpet
Petak Umpet adalah permainan yang merajai keceriaan anak-anak Indonesia pada tahun 1990-an, tak terkecuali di perkotaan maupun di pedesaan. Dalam permainan ini, beberapa anak bergabung untuk bermain bersama. Salah satu dari mereka menjadi ‘penyembunyi’, mencari tempat untuk bersembunyi, sementara yang lain menghitung hingga sepuluh atau lebih, memberikan waktu bagi penyembunyi untuk bersembunyi.
Setelah waktu menghitung berakhir, proses pencarian dimulai. Petak Umpet tidak hanya mengajarkan keterampilan strategi dan kreativitas dalam bersembunyi serta mencari, tetapi juga memupuk rasa kebersamaan di antara para pemainnya. Permainan ini dapat dimainkan di dalam ruangan atau di luar ruangan, memberikan ruang bagi imajinasi anak-anak untuk berkembang. Petak Umpet tidak hanya sekadar hiburan; lebih dari itu, ia memperkuat ikatan sosial di antara para pemain.
Cara Main Petak Umpet:
- Penentuan Penyembunyi: Satu anak menjadi penyembunyi dan mencari tempat untuk bersembunyi.
- Perhitungan Waktu: Anak-anak yang lain menghitung hingga sepuluh atau lebih, memberi waktu kepada penyembunyi untuk bersembunyi.
- Proses Pencarian: Setelah waktu menghitung selesai, mereka mencari penyembunyi dengan penuh semangat.
- Keterampilan dan Kreativitas: Penyembunyi berusaha menyembunyikan dirinya dengan baik, sementara pencari menggunakan strategi dan kreativitas untuk menemukannya.
- Rotasi Peran: Setelah selesai, peran penyembunyi dan pencari bisa berganti, memungkinkan semua anak merasakan keseruan permainan ini.
8. Egrang
Egrang merupakan mainan tradisional yang menyenangkan dan menantang, sering dimainkan oleh anak-anak Indonesia pada tahun 1990-an. Terbuat dari dua batang kayu panjang atau bambu, Egrang menghadirkan tantangan bagi pemainnya untuk menjaga keseimbangan sambil berjalan menggunakan tongkat tersebut.
Cara Main Egrang:
- Penempatan Kaki: Pemain meletakkan telapak kakinya di atas kayu yang terpasang pada bambu.
- Pengaturan Keseimbangan: Dengan hati-hati, pemain berusaha untuk berjalan maju sambil menjaga keseimbangan tubuhnya.
- Teknik Berjalan: Pemain menggunakan tongkat sebagai penopang, sementara kaki yang lain berusaha untuk mengimbangi gerakan.
- Keterampilan dan Ketahanan: Ketinggian tongkat memaksa pemain untuk mengatur keseimbangan tubuhnya dengan cermat agar tidak jatuh.
- Permainan Kompetitif: Selain sebagai tantangan pribadi, Egrang juga bisa dimainkan dalam bentuk lomba, memacu pemain untuk menunjukkan keterampilan keseimbangan dan ketahanan fisik mereka.
9. Layang-Layang:
Layang-layang merupakan ikon masa kecil di tahun 1990-an yang tak terlupakan. Terbuat dari bambu dan kertas, mainan ini bukan hanya menyenangkan tetapi juga mengajarkan kesabaran, ketelitian, dan keterampilan teknis kepada anak-anak. Cara memainkannya dimulai dengan membangun kerangka bambu yang membentuk bentuk layang-layang, kemudian menutupinya dengan kertas yang ditempelkan dengan lem. Setelah itu, tali ditarik ke bagian bawah layang-layang untuk memberikan kestabilan saat diterbangkan. Pemain kemudian memegang ujung tali dan berusaha menerbangkan layang-layang ke angkasa, mengatur ketinggian dan arah terbang dengan memutar tangan.
Cara Main Layang-Layang:
- Membangun Kerangka: Bangun kerangka bambu dalam bentuk layang-layang.
- Penutup Kertas: Tutupi kerangka dengan kertas dan rekatkan dengan lem.
- Menarik Tali: Tarik tali ke bagian bawah layang-layang untuk memberikan stabilitas.
- Menerbangkan: Pegang ujung tali dan menerbangkan layang-layang ke udara, sambil mengatur ketinggian dan arah dengan memutar tangan.
- Kompetisi: Lakukan perlombaan untuk melihat siapa yang dapat membuat layang-layang terbang paling tinggi atau terjauh. Ada juga, Dalam kompetisi lain, layangan yang bertahan dan tidak putus akan menjadi pemenang.
Biasanya banyak toko dan warung pada masa itu menjual layang layang dan talinya.
Layang-layang memberikan pemahaman tentang angin dan aerodinamika kepada anak-anak. Perlombaan layang-layang memperkuat semangat persaingan sehat dan meningkatkan keterampilan teknis.
10. Bakiak
Bakiak adalah permainan tradisional Indonesia yang telah menjadi bagian dalam kehidupan anak-anak di tahun 1990-an. Terbuat dari kayu atau bahan keras lainnya, bakiak digunakan sebagai alat bantu berjalan dengan cara menginjak bagian tengahnya yang memiliki beberapa titik penopang. Cara bermainnya melibatkan dua atau lebih pemain yang berlomba-lomba menggunakan bakiak dalam berbagai jenis perlombaan.
Cara Main Bakiak:
- Penempatan Kaki: Pemain meletakkan kaki di atas bakiak yang biasanya diberi karet ban bekas.
- Menyeimbangkan Tubuh: Pemain harus menyeimbangkan tubuh mereka dengan baik sambil melangkah menggunakan bakiak di bawah kaki mereka.
- Perlombaan: Lakukan berbagai jenis perlombaan, seperti melintasi rintangan atau berlari dengan kecepatan tertentu.
- Menguji Keterampilan: Bakiak menguji keterampilan keseimbangan, koordinasi motorik, kekuatan kaki, dan ketahanan fisik pemain.
- Semangat Persaingan Sehat: Bakiak tidak hanya mempromosikan semangat persaingan sehat tetapi juga meningkatkan kerja sama tim antar pemain.
Bakiak adalah simbol kesenangan dan tantangan di masa kecil anak-anak pada era 1990-an, menyatukan mereka dalam semangat kompetisi yang positif dan kerja sama.