362 Kamus Istilah Medis, Farmasi, Kesehatan dan Kedokteran

Dalam Dunia medis, Ada bayak pengetahuan yang luas dan terus berkembang, penuh dengan istilah-istilah khusus yang menjadi kunci pemahaman bagi para profesional kesehatan. Dalam perjalanan kita menggali lebih dalam ke dalam keajaiban ilmu kedokteran, artikel ini hadir untuk memandu Anda mengetahui 362 arti dari istilah penting dalam dunia medis Farmasi, Kesehatan dan Kedokteran

362 Kamus Istilah Medis, Farmasi, Kesehatan dan Kedokteran:

  1. Abduksi: Gerakan menjauh dari garis tengah tubuh.
  2. Ablasi: Penghapusan atau penghancuran jaringan abnormal.
  3. Abses: Kumpulan nanah yang terbentuk di dalam jaringan.
  4. Adduksi: Gerakan mendekati garis tengah tubuh.
  5. Akupunktur: Metode pengobatan tradisional China dengan menusuk titik-titik tertentu pada tubuh menggunakan jarum.
  6. Ambulans: Kendaraan darurat untuk transportasi pasien ke fasilitas kesehatan.
  7. Anafilaksis: Reaksi alergi yang sangat serius dan cepat.
  8. Analgesia: Pengurangan atau penghilangan rasa sakit.
  9. Analgesik: Obat penghilang rasa sakit.
  10. Anemia: Kekurangan sel darah merah atau hemoglobin.
  11. Anestesi: Penghilang rasa sakit atau kesadaran selama prosedur medis.
  12. Anestesiologi: Praktek penyediaan anestesi selama operasi atau prosedur medis.
  13. Aneurisma: Pembengkakan pada dinding pembuluh darah.
  14. Antasida: Obat untuk mengurangi asam lambung.
  15. Antibiotik: Obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri.
  16. Antiemetik: Obat yang menghentikan atau mengurangi mual dan muntah.
  17. Antigen: Zat yang merangsang pembentukan antibodi.
  18. Antihistamin: Obat untuk mengatasi reaksi alergi.
  19. Antiinflamasi: Obat untuk mengurangi peradangan.
  20. Antikoagulan: Obat untuk mencegah pembekuan darah.
  21. Antikonvulsan: Obat untuk mencegah atau mengurangi kejang.
  22. Antipiretik: Obat penurun demam.
  23. Antipsikotik: Obat untuk mengobati gangguan mental seperti skizofrenia.
  24. Antiseptik: Zat yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada kulit atau jaringan.
  25. Antiseptik: Zat yang mencegah pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan hidup.
  26. Antivirus: Obat untuk mengobati infeksi virus.
  27. Artritis: Peradangan pada sendi.
  28. Asam urat: Zat limbah hasil pemecahan purin dalam tubuh.
  29. Aspirasi: Pengambilan cairan atau bahan dari tubuh menggunakan jarum atau prosedur vakum.
  30. Aterosklerosis: Penumpukan plak pada dinding arteri.
  31. Audiologi: Ilmu yang mempelajari pendengaran dan gangguan pendengaran.
  32. Bifurkasi: Pembagian dua cabang.
  33. Bioavailabilitas: Sejauh mana obat dapat diserap dan digunakan oleh tubuh.
  34. Bioetika: Etika dalam praktik medis dan penelitian.
  35. Biokemis: Cabang ilmu kimia yang berkaitan dengan proses biologis.
  36. Biopsi: Pengambilan sampel jaringan untuk pemeriksaan mikroskopis.
  37. Bioteknologi: Penggunaan mikroorganisme atau sel untuk membuat produk farmasi.
  38. Blok saraf: Injeksi obat untuk meredakan rasa sakit dengan memblokir sinyal saraf.
  39. Blokade Beta: Obat yang menghambat reseptor beta dalam tubuh.
  40. Bronkitis: Peradangan pada saluran bronkial.
  41. Bronkoskopi: Pemeriksaan visual saluran napas menggunakan tabung lentur.
  42. Cairan spinal: Cairan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang.
  43. Colonoskopi: Pemeriksaan visual usus besar menggunakan tabung lentur.
  44. Dehidrasi: Kekurangan cairan dalam tubuh.
  45. Demam: Kenaikan suhu tubuh di atas normal.
  46. Dermatitis: Peradangan pada kulit.
  47. Dermatologi: Cabang ilmu kedokteran yang fokus pada kulit.
  48. Diabetes: Gangguan metabolisme gula darah.
  49. Diastole: Fase relaksasi jantung.
  50. Difteri: Infeksi bakteri yang memengaruhi saluran pernapasan.
  51. Dislokasi: Perpindahan sendi dari posisi normalnya.
  52. Dispepsia: Gangguan pencernaan yang menyebabkan rasa tidak nyaman di perut.
  53. Diuretik: Obat untuk meningkatkan produksi urine.
  54. Dosis: Jumlah obat yang diberikan pada satu waktu.
  55. Edema: Pembengkakan karena penumpukan cairan.
  56. Efek Samping: Reaksi yang tidak diinginkan dari penggunaan obat.
  57. Eksipien: Bahan tambahan dalam formulasi obat selain bahan aktif.
  58. Eksisi: Pengangkatan jaringan atau organ dari tubuh.
  59. Ekspektoran: Obat yang membantu mengeluarkan dahak dari saluran pernapasan.
  60. Elektrokardiogram (EKG): Perekaman aktivitas listrik jantung.
  61. Emboli: Bekuan darah yang berpindah melalui aliran darah.
  62. Emfisema: Kerusakan paru-paru kronis.
  63. Endokrinologi: Cabang ilmu yang mempelajari sistem endokrin dan hormon.
  64. Endoskopi: Pemeriksaan internal tubuh menggunakan alat endoskop.
  65. Enzim: Protein yang mempercepat reaksi biokimia.
  66. Epidemologi: Penelitian penyakit dan distribusi di populasi.
  67. Epilepsi: Gangguan saraf yang menyebabkan kejang.
  68. Eritrosit: Sel darah merah yang mengangkut oksigen.
  69. Faringitis: Peradangan pada tenggorokan.
  70. Farmakodinamik: Studi tentang efek obat pada tubuh.
  71. Farmakoepidemiologi: Studi dampak penggunaan obat di populasi.
  72. Farmakogenetika: Studi tentang bagaimana genetika memengaruhi respons terhadap obat.
  73. Farmakogenomika: Studi tentang bagaimana genom memengaruhi respons terhadap obat.
  74. Farmakognosi: Studi tentang sumber-sumber obat dari tanaman, hewan, dan mineral.
  75. Farmakokinetik: Proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi obat.
  76. Farmakokinetika: Studi tentang perjalanan obat dalam tubuh.
  77. Farmakologi Klinis: Studi tentang penggunaan obat pada pasien manusia.
  78. Farmakologi: Ilmu yang mempelajari obat-obatan dan interaksinya dengan tubuh.
  79. Farmakope: Buku referensi yang berisi standar obat dan bahan kimia lainnya.
  80. Farmakoterapi: Penggunaan obat-obatan untuk pengobatan penyakit.
  81. Farmaovigilans: Pemantauan efek samping dan keamanan obat setelah diluncurkan.
  82. Farmasi: Ilmu dan praktik terkait obat dan pengobatan.
  83. Fenotiazin: Kelas obat yang digunakan untuk mengobati gangguan mental.
  84. Fibrilasi: Detak jantung yang tidak teratur.
  85. Fisika Medis: Penerapan prinsip fisika dalam diagnosis dan pengobatan.
  86. Fisiologi: Ilmu yang mempelajari fungsi normal tubuh.
  87. Fisioterapi: Terapi gerak untuk pemulihan cedera atau kondisi fisik.
  88. Flebotomi: Pengambilan sampel darah.
  89. Formulasi: Proses pembuatan sediaan obat.
  90. Fungsi hati: Pengukuran kesehatan dan fungsi hati melalui tes darah.
  91. Gagal jantung: Ketidakmampuan jantung memompa darah secara efisien.
  92. Gangguan kecemasan: Kondisi mental dengan rasa cemas yang berlebihan.
  93. Gastroenteritis: Peradangan pada saluran pencernaan.
  94. Gastroenterologi: Spesialisasi dalam penyakit saluran pencernaan.
  95. Generik: Obat dengan bahan aktif yang sama dengan merek terdaftar.
  96. Genetika Medis: Penelitian tentang faktor genetik dalam penyakit.
  97. Genetika: Ilmu tentang pewarisan sifat.
  98. Geriatri: Kesehatan dan perawatan orang tua.
  99. Ginekologi: Ilmu yang fokus pada sistem reproduksi wanita.
  100. Glaukoma: Tekanan tinggi dalam bola mata.
  101. Glikogen: Cadangan glukosa dalam tubuh.
  102. Glikosida: Senyawa yang terdiri dari gula dan komponen non-gula.
  103. Hematologi: Ilmu yang mempelajari darah dan gangguannya.
  104. Hematuria: Darah dalam urine.
  105. Hemodialisis: Metode pembersihan darah dengan mesin.
  106. Hemoglobin: Protein pembawa oksigen dalam sel darah merah.
  107. Hepatitis: Peradangan hati.
  108. Herpes: Infeksi virus pada kulit atau membran mukosa.
  109. Hiperkalemia: Kadar kalium tinggi dalam darah.
  110. Hipertensi: Tekanan darah tinggi.
  111. Hipertrofi: Pembesaran organ atau jaringan.
  112. Hipoglikemia: Kadar gula darah yang rendah.
  113. Hipotermia: Suhu tubuh di bawah normal.
  114. Hipotiroidisme: Produksi hormon tiroid yang rendah.
  115. Histamin: Zat kimia yang terlibat dalam reaksi alergi.
  116. Histologi: Studi jaringan tubuh di bawah mikroskop.
  117. HIV: Virus penyebab AIDS.
  118. Hormon: Zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar endokrin dan mempengaruhi fungsi tubuh.
  119. Ibuprofen: Obat antiinflamasi nonsteroid.
  120. Ilmu Genom: Studi tentang genom dan genetika.
  121. Imunisasi: Pemberian vaksin untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
  122. Imunoglobulin: Protein yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh.
  123. Imunologi: Cabang ilmu yang mempelajari sistem kekebalan tubuh.
  124. Infark miokard: Kematian jaringan otot jantung.
  125. Infusi: Pemberian obat cair secara lambat melalui pembuluh darah.
  126. Inhibitor ACE: Obat yang menghambat enzim konversi angiotensin.
  127. Inhibitor: Zat yang menghambat atau mengurangi aktivitas enzim.
  128. Insomnia: Kesulitan tidur.
  129. Insulin: Hormon yang mengatur kadar glukosa dalam darah.
  130. Interaksi Obat: Pengaruh dua atau lebih obat yang diambil bersamaan.
  131. Intramuskular: Pemberian obat ke dalam otot.
  132. Intravena: Pemberian obat melalui pembuluh darah vena.
  133. Iritis: Peradangan pada iris mata.
  134. Iskemia: Kurangnya pasokan darah ke jaringan.
  135. Kalsitonin: Hormon yang mengatur kadar kalsium dalam darah.
  136. Kalsium: Mineral penting untuk tulang dan gigi.
  137. Kanker: Pertumbuhan sel-sel abnormal yang invasif.
  138. Kapsul: Bentuk sediaan obat yang berupa kantung atau selubung yang mengandung bahan aktif.
  139. Kardiologi: Cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan penyakit jantung.
  140. Kardiologi: Ilmu yang mempelajari penyakit dan gangguan jantung.
  141. Kardiomegali: Pembesaran jantung.
  142. Kardiotorasik: Operasi jantung dan dada.
  143. Kardiovaskular: Terkait dengan jantung dan pembuluh darah.
  144. Karsinogen: Zat yang dapat menyebabkan kanker.
  145. Karsinogen: Zat yang dapat menyebabkan kanker.
  146. Katarak: Kekeruhan lensa mata.
  147. Kateter: Tabung yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk memberikan atau mengeluarkan cairan.
  148. Kedokteran Darurat: Pelayanan medis segera untuk keadaan darurat.
  149. Kedokteran Forensik: Penggunaan ilmu medis dalam investigasi hukum.
  150. Kedokteran Jiwa: Ilmu yang mempelajari gangguan mental dan perilaku.
  151. Kedokteran Kebidanan: Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan persalinan.
  152. Kedokteran Keluarga: Perawatan kesehatan untuk seluruh keluarga.
  153. Kedokteran Kerja: Kesehatan pekerja dan keselamatan di tempat kerja.
  154. Kedokteran Komplementer dan Alternatif: Pengobatan non-konvensional.
  155. Kedokteran Olahraga: Perawatan medis untuk atlet dan aktivitas fisik.
  156. Kemo terapi: Pengobatan kanker dengan obat-obatan kimia.
  157. Kesehatan Anak dan Remaja: Perawatan kesehatan untuk anak dan remaja.
  158. Kesehatan Anak: Perawatan kesehatan untuk anak-anak.
  159. Kesehatan Jiwa Komunitas: Perawatan kesehatan mental di tingkat komunitas.
  160. Kesehatan Kardiovaskular: Fokus pada kesehatan jantung dan pembuluh darah.
  161. Kesehatan Lansia: Perawatan kesehatan untuk orang lanjut usia.
  162. Kesehatan Lingkungan: Kaitan antara kesehatan dan faktor lingkungan.
  163. Kesehatan Masyarakat Global: Studi kesehatan masyarakat di tingkat internasional.
  164. Kesehatan Masyarakat Pendidikan: Pendidikan tentang prinsip-prinsip kesehatan masyarakat.
  165. Kesehatan Masyarakat: Studi tentang kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
  166. Kesehatan Mental Anak: Perawatan gangguan mental pada anak-anak.
  167. Kesehatan Okupasional: Fokus pada kesehatan di tempat kerja.
  168. Kesehatan Otot: Perawatan otot dan gangguan gerakan.
  169. Kesehatan Perawat: Praktek perawat dalam memberikan perawatan kesehatan.
  170. Kesehatan Perempuan: Aspek kesehatan spesifik untuk perempuan.
  171. Kesehatan Pria: Aspek kesehatan spesifik untuk pria.
  172. Kesehatan Reproduksi dan Seksual: Perawatan kesehatan seksual dan reproduksi.
  173. Kesehatan Reproduksi Pria: Perawatan kesehatan reproduksi pria.
  174. Kesehatan Reproduksi Remaja: Pelayanan kesehatan reproduksi untuk remaja.
  175. Kesehatan Reproduksi: Ilmu yang membahas masalah reproduksi manusia.
  176. Kesehatan Tulang: Perawatan kesehatan untuk tulang dan sendi.
  177. Keton: Senyawa hasil metabolisme lemak.
  178. Koagulasi: Proses pembentukan bekuan darah.
  179. Kolesistitis: Peradangan kantong empedu.
  180. Kolesterol: Lemak dalam darah yang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.
  181. Kolitis: Peradangan pada usus besar.
  182. Koma: Kehilangan kesadaran mendalam.
  183. Kompatibilitas: Kemampuan obat untuk dicampur tanpa mengurangi efektivitas atau menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan.
  184. Konjungtivitis: Peradangan pada membran mukosa mata.
  185. Kontraindikasi: Keadaan atau situasi di mana penggunaan suatu obat tidak disarankan.
  186. Kortikosteroid: Hormon steroid yang diproduksi oleh kelenjar adrenal.
  187. Kreatinin: Produk metabolisme otot yang diukur dalam tes darah.
  188. Kumadin: Antikoagulan oral.
  189. Laksatif: Obat pencahar.
  190. Laktosa: Gula susu yang sering digunakan sebagai bahan tambahan dalam tablet.
  191. Laparoskopi: Pemeriksaan atau operasi dengan menggunakan tabung lentur melalui sayatan kecil.
  192. Larutan: Campuran homogen dari dua atau lebih zat yang tercampur dalam jumlah yang sama.
  193. Leukosit: Sel darah putih yang melawan infeksi.
  194. Limfadenitis: Peradangan kelenjar getah bening.
  195. Lipitor: Obat statin yang digunakan untuk menurunkan kolesterol.
  196. Litium: Obat yang digunakan untuk mengobati gangguan bipolar.
  197. Lokal: Efek yang terbatas pada suatu daerah atau bagian tubuh.
  198. Luminal: Obat antikonvulsan.
  199. Malaria: Penyakit yang disebabkan oleh parasit nyamuk.
  200. Mamogram: Pemeriksaan sinar-X payudara.
  201. Meningitis: Peradangan pada membran pelindung otak dan sumsum tulang belakang.
  202. Menstruasi: Siklus bulanan perdarahan pada wanita.
  203. Metabolisme: Proses kimia dalam tubuh.
  204. Mikrobiologi: Studi tentang mikroorganisme, termasuk bakteri dan virus.
  205. MRI (Magnetic Resonance Imaging): Pencitraan medis menggunakan medan magnet dan gelombang radio.
  206. Mukolitik: Obat yang membantu melunakkan dan mengeluarkan lendir dari saluran pernapasan.
  207. Narkotik: Obat yang memiliki potensi menyebabkan ketergantungan atau adiksi.
  208. Narkotika: Obat yang dapat menyebabkan kehilangan kesadaran atau perasaan mati rasa.
  209. Nasal: Pemberian obat melalui hidung.
  210. Nefritis: Peradangan ginjal.
  211. Nefrologi: Ilmu yang mempelajari gangguan ginjal.
  212. Nekrosis: Kematian sel atau jaringan.
  213. Neonatologi: Merawat bayi baru lahir dan prematur.
  214. Neurologi: Cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan gangguan sistem saraf.
  215. Neuron: Sel saraf.
  216. Neurotransmitter: Zat kimia yang memindahkan sinyal di antara sel saraf.
  217. Nuklir Medis: Penggunaan bahan radioaktif untuk diagnosis dan pengobatan.
  218. Nutrisi enteral: Pemberian nutrisi melalui saluran pencernaan.
  219. Nutrisi Klinik: Manajemen nutrisi untuk pasien sakit atau cedera.
  220. Obat: Bahan yang digunakan untuk mengobati, mencegah, atau mendiagnosis penyakit.
  221. Obstruksi: Penutupan atau penyumbatan saluran.
  222. Oftalmologi: Cabang ilmu kedokteran mata.
  223. Oksidan: Zat yang dapat memberikan oksigen atau mereduksi senyawa lain.
  224. Oksidasi: Proses kehilangan elektron atau penambahan oksigen.
  225. Oksitosin: Hormon yang merangsang kontraksi otot rahim.
  226. Onkologi: Bidang studi tentang kanker dan tumor.
  227. Opioid: Kelas obat yang memiliki efek mirip opium, digunakan sebagai analgesik kuat.
  228. Optometri: Pemeriksaan mata dan perawatan gangguan penglihatan.
  229. Oral: Pemberian obat melalui mulut.
  230. Orphan Drug: Obat untuk mengobati penyakit langka yang mungkin kurang mendapatkan perhatian dari industri farmasi.
  231. Ortopedi: Cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan tulang dan sendi.
  232. Osteoporosis: Penurunan kepadatan tulang.
  233. Otolaringologi: Cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan telinga, hidung, dan tenggorokan.
  234. Otomatisasi: Kegiatan tubuh yang tidak disadari.
  235. Ototrofi: Pertumbuhan dan perkembangan otot.
  236. Palliatif: Perawatan yang bertujuan untuk mengurangi gejala penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.
  237. Pankreatitis: Peradangan pankreas.
  238. Parasetamol: Obat penurun demam dan penghilang rasa sakit.
  239. Parenteral: Pemberian obat di luar saluran pencernaan, seperti melalui injeksi.
  240. Patoanatomi: Studi tentang perubahan patologis pada organ dan jaringan.
  241. Patologi Klinis: Diagnosa penyakit melalui pemeriksaan laboratorium.
  242. Patologi: Studi tentang penyakit dan perubahan patologis dalam tubuh.
  243. Pediatri: Praktek medis khusus untuk anak-anak.
  244. Pelayanan Kesehatan Jiwa: Perawatan kesehatan mental di tingkat pelayanan.
  245. Pelayanan Kesehatan Mental: Perawatan dan dukungan untuk kesehatan mental.
  246. Pelayanan Kesehatan Primer: Layanan dasar perawatan kesehatan.
  247. Pelvis: Tulang panggul.
  248. Pembedahan Plastik: Prosedur bedah untuk memperbaiki penampilan fisik.
  249. Pemeriksaan Mamografi: Pencitraan payudara untuk deteksi dini kanker.
  250. Pemindaian CT: Metode pencitraan untuk melihat dalam tubuh.
  251. Pemindaian MRI: Pencitraan menggunakan medan magnetik.
  252. Pemulihan Medis: Perawatan pasca operasi atau cedera.
  253. Pencegahan primer: Tindakan untuk mencegah penyakit sebelum timbul.
  254. Pencegahan sekunder: Tindakan untuk mendeteksi dan mencegah penyebaran penyakit pada tahap awal.
  255. Pencegahan tersier: Tindakan untuk mencegah komplikasi atau kerusakan lebih lanjut akibat penyakit.
  256. Penelitian Klinis: Studi ilmiah untuk pengembangan perawatan kesehatan.
  257. Penghambat ACE: Obat yang menghambat enzim konversi angiotensin, digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi.
  258. Penghambat COX: Obat antiinflamasi nonsteroid yang menghambat enzim siklooksigenase.
  259. Penghambat Enzim: Zat yang menghambat aktivitas enzim dalam tubuh.
  260. Penghambat Reuptake: Obat yang mencegah penyerapan kembali neurotransmitter oleh sel saraf.
  261. Pengobatan paliatif: Perawatan yang bertujuan meredakan gejala tanpa menyembuhkan penyakit.
  262. Pengobatan Simptomatik: Perawatan yang ditujukan untuk meredakan gejala tanpa menyembuhkan penyebabnya.
  263. Peningkatan Keadegan: Kondisi di mana tubuh menjadi terbiasa dengan efek obat sehingga dosis yang lebih tinggi diperlukan.
  264. Penuaan: Proses biologis yang menyebabkan perubahan dalam tubuh seiring waktu.
  265. Penyakit Autoimun: Gangguan di mana sistem kekebalan menyerang tubuh sendiri.
  266. Penyakit Menular: Penyakit yang dapat menular antar individu.
  267. Peralatan Pelindung Diri (APD): Alat yang digunakan oleh tenaga kesehatan untuk melindungi diri dari bahaya kimia atau biologis.
  268. Perawatan Kritis: Perawatan intensif untuk kondisi kritis.
  269. Perikarditis: Peradangan pada selaput jantung.
  270. Peritonitis: Peradangan pada selaput perut.
  271. Permeabilitas: Kemampuan suatu zat melewati membran atau jaringan.
  272. Pertolongan pertama: Tindakan awal dalam penanganan keadaan darurat medis.
  273. Piperidin: Senyawa kimia yang digunakan dalam sintesis obat-obatan.
  274. Placebo: Substansi yang tidak memiliki efek terapeutik, tetapi digunakan dalam uji klinis sebagai kontrol.
  275. Plasebo Efek: Perbaikan gejala karena keyakinan pasien bahwa mereka menerima perawatan aktif.
  276. Plasebo: Sediaan tanpa bahan aktif yang digunakan dalam uji klinis sebagai kontrol.
  277. Plasenta: Organ sementara yang menghubungkan janin dan ibu.
  278. Pneumonia: Infeksi paru-paru.
  279. Polio: Penyakit virus yang memengaruhi sistem saraf.
  280. Potensiasi: Efek di mana satu obat meningkatkan efek obat lainnya.
  281. Preservatif: Zat yang digunakan untuk menjaga kestabilan dan ketahanan obat.
  282. Prognosis: Ramalan atau perkiraan perkembangan penyakit.
  283. Prokariotik: Organisme yang sel-selnya tidak memiliki inti sel.
  284. Prokreatif: Berkaitan dengan reproduksi.
  285. Proktologi: Studi penyakit dan gangguan pada usus besar dan rektum.
  286. Psikiatri: Cabang ilmu kedokteran jiwa.
  287. Psikiatri: Ilmu yang mempelajari gangguan mental dan emosional.
  288. Psikologi Kesehatan: Studi psikologis tentang kesehatan dan perilaku.
  289. Psikologi Klinis: Pelayanan psikologis untuk masalah kesehatan mental.
  290. Psikotropika: Obat yang memengaruhi fungsi mental dan perilaku.
  291. Psoriasis: Penyakit kulit kronis.
  292. Pulmonologi: Spesialisasi dalam penyakit paru-paru.
  293. Purin: Senyawa dasar penyusun asam nukleat.
  294. Racikan: Campuran obat yang disiapkan sesuai resep.
  295. Radiasi: Energi dalam bentuk gelombang atau partikel.
  296. Radiografi: Pencitraan medis menggunakan sinar-X.
  297. Radiologi Nuklir: Pencitraan dengan bahan radioaktif yang aman.
  298. Radiologi: Penggunaan sinar-X untuk diagnosa medis.
  299. Radioterapi: Penggunaan radiasi untuk mengobati penyakit.
  300. Reaksi Alahan: Respon tubuh terhadap suatu zat yang dianggap sebagai ancaman, meskipun sebenarnya tidak berbahaya.
  301. Reaksi Anafilaksis: Reaksi alergi yang sangat parah dan dapat mengancam nyawa.
  302. Reaksi Obat: Efek yang terjadi setelah pemberian obat.
  303. Reaktif: Zat yang berpartisipasi dalam suatu reaksi kimia.
  304. Rehabilitasi Kardiak: Pemulihan setelah serangan jantung atau masalah jantung.
  305. Rehabilitasi: Proses pemulihan atau pemulihan fungsi setelah penyakit atau cedera.
  306. Rekombinan: DNA atau protein yang dihasilkan melalui teknologi rekayasa genetika.
  307. Remisi: Periode di mana gejala penyakit berkurang atau hilang.
  308. Resep: Instruksi tertulis untuk persiapan dan pemberian obat.
  309. Reseptor: Struktur di permukaan sel yang merespons zat kimia, termasuk obat.
  310. Retard: Bentuk sediaan obat yang dirancang untuk melepaskan bahan aktif secara bertahap.
  311. Retina: Lapisan dalam mata yang mendeteksi cahaya.
  312. Reumatoid arthritis: Penyakit autoimun yang menyerang sendi.
  313. Reumatologi: Cabang ilmu kedokteran yang berkaitan dengan penyakit sistem muskuloskeletal dan jaringan ikat.
  314. Reumatologi: Studi penyakit sendi dan jaringan ikat.
  315. Rinitis: Peradangan pada lapisan dalam hidung.
  316. Rinoskopi: Pemeriksaan visual hidung.
  317. Rontgen (X-ray): Pencitraan medis menggunakan sinar-X.
  318. Rubella: Penyakit virus yang menyebabkan ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening.
  319. Sakit kepala cluster: Jenis sakit kepala yang parah.
  320. Sarkoma: Kanker yang berasal dari jaringan ikat atau tulang.
  321. Seizure: Serangan kejang atau epilepsi.
  322. Sepsis: Infeksi yang melibatkan seluruh tubuh.
  323. Serotonin: Zat kimia dalam otak yang memengaruhi suasana hati.
  324. Sifilis: Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri.
  325. Siklus menstruasi: Perubahan bulanan pada organ reproduksi wanita.
  326. Sintesis: Proses pembuatan senyawa kimia melalui reaksi kimia.
  327. Sinusitis: Peradangan pada sinus.
  328. Sistem Kesehatan: Manajemen dan penyediaan layanan kesehatan.
  329. Sklerosis: Pengerasan atau pembentukan jaringan parut.
  330. Stenosis: Penyempitan saluran atau pembuluh darah.
  331. Sterilisasi: Proses pembunuhan atau penghilangan mikroorganisme.
  332. Stres: Respon tubuh terhadap tekanan atau tantangan.
  333. Subkutan: Pemberian obat di bawah kulit.
  334. Tachikardia: Detak jantung yang cepat.
  335. TBC (Tuberkulosis): Penyakit infeksi bakteri yang dapat memengaruhi paru-paru.
  336. Teknologi Informasi Kesehatan: Pengelolaan informasi kesehatan secara digital.
  337. Teknologi Kesehatan Masyarakat: Penerapan teknologi dalam kesehatan masyarakat.
  338. Teknologi Radiologi: Penerapan teknologi dalam pencitraan medis.
  339. Terapi Fotodinamik: Penggunaan cahaya untuk mengobati penyakit.
  340. Terapi Gelombang Kejut: Penggunaan gelombang kejut untuk pengobatan cedera.
  341. Terapi Musik: Penggunaan musik untuk memperbaiki kesehatan mental dan fisik.
  342. Terapi Okupasional: Membantu pasien mengatasi hambatan aktivitas sehari-hari.
  343. Terapi radiasi: Pengobatan kanker dengan menggunakan radiasi.
  344. Terapi Respirasi: Pengobatan masalah pernapasan dan paru-paru.
  345. Terapi Wicara: Perbaikan dan pemulihan fungsi bicara dan bahasa.
  346. Therapist: Profesional kesehatan yang memberikan terapi fisik, okupasi, atau bicara.
  347. Thyroxine: Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.
  348. Tomografi komputer (CT scan): Pencitraan medis dengan menggunakan sinar-X dalam penampang melintang.
  349. Topikal: Obat yang dioleskan pada kulit atau bagian tubuh tertentu.
  350. Trakeostomi: Pembuatan lubang pada trakea untuk membantu pernapasan.
  351. Trombosit: Sel darah yang membantu dalam pembekuan darah.
  352. Tuberkulosis: Infeksi bakteri pada paru-paru.
  353. Ultrasonografi: Pencitraan medis menggunakan gelombang suara.
  354. Urethritis: Peradangan uretra.
  355. Urologi: Spesialisasi dalam sistem kemih dan organ reproduksi pria.
  356. Vaksinasi: Pemberian vaksin untuk mencegah penyakit.
  357. Ventilasi: Pertukaran udara dalam dan keluar paru-paru.
  358. Virologi: Studi tentang virus dan infeksi virus.
  359. Virus: Organisme mikroskopis yang dapat menyebabkan penyakit.
  360. Xerostomia: Kondisi mulut kering.
  361. Zat Aditif: Bahan tambahan dalam formulasi obat.
  362. Zat-zat psikoaktif: Senyawa kimia yang memengaruhi fungsi otak dan perilaku.
Baca juga:  Cara Menghilangkan Bekas Jerawat dengan Mudah dan Cepat

Rekomendasi untuk Anda

Advertisement

Terkait

Terbaru