Demam: Mekanisme, Penyebab, dan Pengobatan

Demam merupakan salah satu gejala medis yang paling umum dan sering dialami oleh orang-orang dari segala usia. Kondisi ini dicirikan oleh peningkatan suhu tubuh di atas ambang normal, umumnya melebihi 38 derajat Celcius, dan sering disertai oleh gejala lain seperti kelelahan, sakit kepala, dan ketidaknyamanan.

Walaupun pengalaman demam mungkin tidak menyenangkan, sebenarnya ini merupakan tanggapan secara alami dari sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi. Saat tubuh mengalami serangan virus, bakteri, atau parasit, sistem kekebalan tubuh akan merespons dengan melepaskan zat-zat tertentu seperti interleukin dan prostaglandin yang meningkatkan suhu tubuh. Suhu tubuh yang meningkat dapat menciptakan lingkungan yang kurang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan patogen.

Mekanisme Demam

Ketika tubuh terpapar oleh virus, bakteri, atau parasit, sistem kekebalan merespons dengan meningkatkan suhu tubuh. Ini adalah langkah yang diambil tubuh untuk melawan infeksi dengan cara:

  1. Menghambat Pertumbuhan Mikroorganisme: Peningkatan suhu tubuh membantu menghambat pertumbuhan dan reproduksi mikroorganisme penyebab infeksi.
  2. Meningkatkan Aliran Darah: Suhu tubuh yang tinggi meningkatkan aliran darah ke area yang terinfeksi, memungkinkan sel-sel kekebalan mencapai area tersebut dengan lebih efektif.
  3. Stimulasi Produksi Sel-sel Darah Putih: Demam juga merangsang produksi sel-sel darah putih yang berperan dalam melawan infeksi.
Penyebab kenaikan suhu tubuh selama demam disebabkan oleh beberapa mekanisme:
  1. Pengaturan Suhu Pusat: Tubuh memiliki pusat pengaturan suhu di hipotalamus, bagian otak yang berperan dalam mengontrol suhu tubuh. Saat sistem kekebalan mendeteksi invasi patogen, hipotalamus memperhitungkan bahwa meningkatkan suhu tubuh dapat membantu menghancurkan atau melambatkan perkembangan patogen tersebut.
  2. Perubahan Metabolisme: Selama demam, tubuh dapat meningkatkan laju metabolisme. Peningkatan metabolisme menyebabkan produksi panas yang lebih banyak, sehingga suhu tubuh naik.
  3. Kontraksi Otot: Demam dapat menyebabkan kontraksi otot yang tidak terkendali, yang juga menghasilkan panas. Ini dapat membantu meningkatkan suhu tubuh.
  4. Perubahan Pembuluh Darah: Zat kimia yang dilepaskan selama respons kekebalan dapat mempengaruhi pembuluh darah. Pembuluh darah dapat menyempit (vasoconstriction) atau meluas (vasodilation). Proses ini mempengaruhi perpindahan panas dalam tubuh dan dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
Baca juga:  Memahami Detak Jantung dan Cara Menghitung Denyut Nadi

Penyebab Demam

Demam dapat disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya:

  1. Infeksi Virus: Penyebab paling umum demam adalah infeksi virus, seperti flu, pilek, dan COVID-19.
  2. Infeksi Bakteri: Infeksi bakteri seperti pneumonia, infeksi saluran kemih, dan meningitis juga dapat menyebabkan demam.
  3. Imunisasi: Beberapa orang mungkin mengalami demam ringan sebagai efek samping dari vaksinasi.
  4. Penyakit Inflamasi: Penyakit inflamasi seperti rheumatoid arthritis dan lupus dapat menjadi pemicu demam.
  5. Kanker: Beberapa jenis kanker juga dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
  6. Obat-obatan: Penggunaan beberapa jenis obat dapat menyebabkan demam sebagai efek samping.

Pengobatan Demam

Pengobatan demam tergantung pada penyebabnya. Meskipun dalam kebanyakan kasus, demam akan sembuh dengan sendirinya, beberapa langkah dapat membantu meredakan gejala, seperti:

  1. Minum Banyak Air Putih: Demam dapat menyebabkan dehidrasi, sehingga penting untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum banyak air.
  2. Istirahat yang Cukup: Istirahat yang mencukupi membantu tubuh dalam melawan infeksi dan mempercepat proses pemulihan.
  3. Obat Penurun Panas: Penggunaan obat penurun panas seperti paracetamol atau ibuprofen dapat membantu menurunkan suhu tubuh.
  4. Kompres Dingin: Menggunakan kompres dingin dapat membantu meredakan rasa tidak nyaman dan menurunkan suhu tubuh.
Baca juga:  Memahami Pentingnya Pencegahan Diabetes

Pencegahan Demam

Langkah-langkah pencegahan dapat membantu mengurangi risiko terkena demam, seperti:

  1. Mencuci Tangan: Mencuci tangan secara teratur dapat mencegah penyebaran virus dan bakteri.
  2. Menutup Mulut dan Hidung: Saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung untuk mencegah penyebaran kuman.
  3. Vaksinasi: Mendapatkan vaksinasi lengkap dapat mencegah penyakit yang dapat menyebabkan demam.
  4. Makan Sehat: Konsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
  5. Tidur Cukup: Tidur yang cukup membantu tubuh melawan infeksi.

Obat yang Umum untuk mengatasi Demam

Demam sering kali disertai dengan gejala lain seperti kelelahan, sakit kepala, dan rasa tidak nyaman.

Obat yang umum digunakan untuk demam adalah:

1. Paracetamol

  • Nama lain: Panadol, Sanmol
  • Tersedia dalam bentuk: Tablet, sirup, kapsul, dan suppositoria
  • Aman untuk: Anak-anak dan orang dewasa
  • Cara kerja: Menghambat zat pemicu nyeri dan demam di dalam tubuh

2. Ibuprofen

  • Nama lain: Advil, Motrin
  • Tersedia dalam bentuk: Tablet, sirup, kapsul, dan gel
  • Aman untuk: Orang dewasa dan anak-anak di atas usia 6 bulan
  • Cara kerja: Menghambat produksi prostaglandin, zat yang menyebabkan peradangan, nyeri, dan demam
Baca juga:  Mengenal 7 Gejala Sakit Maag dan Cara Mengatasinya

3. Aspirin

  • Nama lain: Bufferin
  • Tersedia dalam bentuk: Tablet, kapsul, dan kunyah
  • Aman untuk: Orang dewasa dan anak-anak di atas usia 18 tahun
  • Catatan: Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak di bawah usia 18 tahun karena dapat menyebabkan sindrom Reye, yaitu penyakit langka yang dapat berakibat fatal
  • Cara kerja: Menghambat produksi prostaglandin, zat yang menyebabkan peradangan, nyeri, dan demam

Kapan sebaiknya ke Dokter?

Jika demam tidak turun setelah beberapa hari atau disertai gejala seperti sesak napas, nyeri dada, kebingungan, ruam kulit, muntah, atau diare, segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Rekomendasi untuk Anda

Advertisement

Terkait

Terbaru