Baba.co.id, Sukabumi, Jawa Barat – Gempa bumi dengan magnitudo 4,6 mengguncang Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada pagi Kamis (14/12), menyebabkan kerusakan pada puluhan rumah warga. Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menyampaikan bahwa menurut data dari Pusat Pengendalian Operasi BNPB, sebanyak 61 rumah di Kabupaten Bogor dan 7 rumah di Kabupaten Sukabumi mengalami kerusakan, mulai dari skala ringan, sedang, hingga berat.
“Lokasi terdampak gempa di Kabupaten Bogor meliputi Kecamatan Pamijahan, Leuwiliang, Nanggung, dan Ciampea. Sementara itu, di Kabupaten Sukabumi, terdapat kerusakan di Kecamatan Kabandungan, Kalapanunggal, Kadudampi, dan Cikembar,” ungkap Abdul dalam keterangan resmi yang diterbitkan pada Kamis (14/12).
Tim reaksi cepat dari BPBD Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor segera diterjunkan ke lokasi terdampak untuk melakukan asesmen dan pendataan lebih lanjut. Gempa bumi terjadi di wilayah Sukabumi, Jawa Barat, dengan pusat gempa berada pada koordinat 6.76 LS dan 106.53 BT. Episentrum gempa terletak di darat, sekitar 25 kilometer barat laut Kabupaten Sukabumi, dengan kedalaman 5 kilometer.
Hartanto, Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, menjelaskan bahwa jenis dan mekanisme gempa dapat diidentifikasi melalui lokasi episentrum dan kedalamannya. Gempa bumi ini dikategorikan sebagai gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif. Guncangan yang dihasilkan oleh gempa tersebut terasa hingga ke wilayah Depok dan Tangerang Selatan.
Peristiwa ini menciptakan kebutuhan mendesak akan respons cepat dan tanggap darurat untuk membantu masyarakat yang terdampak. Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukabumi dan Bogor telah bekerja keras untuk mengevaluasi kerusakan dan memastikan bahwa bantuan diberikan kepada warga yang membutuhkan.
Penting untuk diingat bahwa daerah seismis seperti Indonesia sering mengalami gempa bumi. Oleh karena itu, penguatan infrastruktur dan kewaspadaan masyarakat terhadap potensi bahaya gempa menjadi hal yang krusial. Selain itu, edukasi mengenai tindakan yang harus diambil saat terjadi gempa juga perlu ditingkatkan untuk meminimalkan risiko dan kerugian.
Kerjasama antara pemerintah, lembaga penanggulangan bencana, dan masyarakat menjadi kunci dalam mengatasi dampak gempa dan memulihkan kondisi setelah peristiwa tersebut. Pemberdayaan masyarakat dalam hal kesiapsiagaan dapat membantu mengurangi kerentanan terhadap bencana alam.
Tingkat kewaspadaan dan persiapan masyarakat akan sangat berperan saat menghadapi potensi gempa bumi di masa mendatang. Peningkatan kapasitas penanggulangan bencana dan respons cepat terhadap situasi darurat akan memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga di tengah tantangan alam yang tak terduga.
Dalam kondisi genting seperti ini, solidaritas dan empati antarwarga menjadi kekuatan utama dalam menghadapi cobaan. Dukungan dan bantuan kepada mereka yang membutuhkan akan membantu proses pemulihan dan membangun kembali kehidupan sehari-hari.
Gempa Sukabumi menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana di setiap lapisan masyarakat. Melalui langkah-langkah preventif dan responsif, diharapkan dampak buruk dari gempa bumi dapat diminimalkan, dan masyarakat dapat pulih kembali ke kehidupan normalnya.