Bukit Siguntang terletak di Kota Palembang, Provinsi Sumatra Selatan, dan merupakan sebuah situs bersejarah penting. Bukit ini memegang peran vital sebagai peninggalan Kerajaan Sriwijaya, salah satu kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara. Menurut catatan sejarah, Bukit Siguntang sudah dihuni sejak masa prasejarah, dibuktikan dengan temuan artefak zaman batu dan perunggu. Selama masa Kerajaan Sriwijaya, bukit ini menjadi pusat pemerintahan dan keagamaan.
Dengan ketinggian 29-30 meter di atas permukaan laut, Bukit Siguntang menjadi tempat bersejarah lahirnya Kerajaan Sriwijaya pada tahun 1920. Cagar Budaya ini masih dianggap sakral oleh masyarakat setempat, dan banyak pengunjung datang untuk melakukan ritual ziarah ke makam-makam bangsawan Palembang dari zaman kerajaan Sriwijaya.
Arca Buddha bergaya Amarawati merupakan salah satu temuan kunci di Bukit Siguntang, mengikuti pengaruh langgam Amarawati yang berkembang di India Selatan abad II-V Masehi. Arca setinggi 277 cm ini, terbuat dari batu granit pulau Bangka, menunjukkan keberadaan pusat pemujaan dan keagamaan kerajaan, yang diperkirakan sebagai karya lokal, bukan impor dari India.
Di bukit ini, terdapat makam keturunan Kerajaan Sriwijaya seperti Segentar Alam, Panglima Bagus Kuning, Panglima Bagus Karang, Puteri Kembang Dadar, Puteri Kembang Selako, Panglima Tuan Junjungan, Pangeran Raja Batu Api, dan Panglima Jago Lawang.
Berbagai peninggalan bersejarah lainnya ditemukan di Bukit Siguntang, termasuk Arca Buddha setinggi 2,77 meter, fondasi bangunan berbahan bata yang diperkirakan sebagai candi atau tempat ibadah, dan makam-makam raja dan tokoh penting Kerajaan Sriwijaya.
Bukit Siguntang memiliki peran penting dalam Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat pemerintahan dan keagamaan. Fondasi bangunan yang ditemukan menandakan kemungkinan istana atau tempat tinggal raja. Arca Buddha dan peninggalan keagamaan lainnya menunjukkan Bukit Siguntang sebagai pusat keagamaan bagi umat Buddha di Kerajaan Sriwijaya.
Radja Segentar Alam atau Iskandar Zulkarnain Alamsyah, Ia berasal dari dari Kerajaan Mataram. Radja Segentar pada masa beliau berkuasa, beliau berhasil menaklukkan hampir seluruh Pulau Sumatera hingga ke negeri tetangga Johor dan Malaka di Malaysia.
Terdapat 7 Makam Para Raja
Dalam literatur sejarahnya terdapat makam keturunan Raja Ketujuh makam tersebut yaitu sebagai berikut:
No. | Nama Tokoh | Asal | Peran/Tugas |
---|---|---|---|
1. | Radja Segentar Alam | Kerajaan Mataram | Penguasa yang berhasil menaklukkan hampir seluruh Pulau Sumatera, termasuk Johor dan Malaka di Malaysia. |
2. | Putri Kembang Dadar | – | Dipercaya sebagai putri tercantik, bahkan dianggap berasal dari kayangan. |
3. | Putri Rambut Selako | Keraton Yogyakarta | Putri dari Prabu Prawijaya dengan rambut berwarna keemasan, menimbulkan spekulasi darah keturunan Eropa. |
4. | Pangeran Radja Batu Api | Jeddah, Arab Saudi | Ulama yang berkelana dari Arab Saudi ke tanah Melayu untuk menyebarkan agama Islam dan syariatnya. |
5. | Panglima Bagus Karang | – | Memiliki tugas yang sama dengan Panglima Bagus Kuning, yaitu mengawal Radja Segentar Alam. |
6. | Panglima Tuan Djundjungan | Arab | Seorang ulama asal Arab yang datang ke tanah Melayu (Swarnadwipa) untuk menyebarkan agama Islam. |
7. | Panglima Bagus Kuning | Mataram | Datang ke Palembang untuk mengawal Radja Segentar Alam. |
Fasilitas di Bukit Siguntang mencakup post jaga depan, mushola, toilet umum, pendopo, area parkir, toilet tengah dan belakang, menara pandang, shelter bus, pagoda Menara Buddha, dan relief. Pengunjung dapat melihat mausoleum yang dibuat untuk ketujuh makam tersebut. Bukit Siguntang tetap menjadi daya tarik wisata dengan nilai sejarah, budaya, dan religius yang tinggi.