Palembang merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya yang kaya raya. Kapal-kapal kerajaan yang membawa muatan emas, permata, dan benda-benda berharga lainnya sering berlayar di Sungai Musi. Konon, beberapa kapal karam dan harta karun yang dibawanya masih terkubur di dasar sungai.
Cerita tentang harta karun karam ini menarik minat banyak orang untuk menjadi pemburu harta karun. Mereka rela menyelam ke kedalaman Sungai Musi dengan peralatan seadanya, demi menemukan harta karun yang konon nilainya tak ternilai.
Resiko Menantang Demi Harta Karun
Menjadi pemburu harta karun di Sungai Musi bukanlah pekerjaan yang mudah. Arus sungai yang deras, air yang keruh, dan minimnya peralatan menjadi rintangan yang harus dihadapi. Tak jarang, para pemburu harta karun harus bertaruh nyawa demi mendapatkan harta karun yang mereka impikan.
Cerita tentang penyelam yang tersesat di dalam air, terjebak di bawah reruntuhan kapal karam, atau bahkan diserang oleh buaya sering terdengar. Namun, bahaya tersebut tak menyurutkan semangat para pemburu harta karun untuk terus mencari.
Metode Pencarian yang Beragam
Para pemburu harta karun menggunakan berbagai metode untuk mencari harta karun di Sungai Musi. Proses penyelaman untuk mencari harta karun ini tidaklah mudah, dilakukan dengan alat sederhana seperti selang dan kompresor untuk bantuan oksigen. Ada yang menggunakan alat selam tradisional seperti snorkel dan tabung oksigen, ada pula yang menggunakan peralatan selam modern seperti scuba diving.
Selain itu, mereka juga menggunakan berbagai alat bantu untuk mencari harta karun, seperti magnet, metal detector, dan bahkan sonar. Ada yang mencari harta karun secara individual, ada pula yang tergabung dalam kelompok.
Setiap sesi penyelaman dapat berlangsung satu hingga dua jam sebelum kembali ke permukaan. Sungai Musi memiliki kedalaman mencapai 15 hingga 30 meter, dan walaupun belum dapat dipastikan lokasinya terdapat harta karun, namun ada tempat tempat yang diyakini bahwa sungai ini menyimpan banyak harta karun.
Kisah Sukses dan Kegagalan
Tak semua pemburu harta karun berhasil menemukan harta karun yang mereka cari. Banyak yang hanya menemukan benda-benda tua yang tak berharga. Namun, ada juga yang beruntung menemukan harta karun yang nilainya fantastis.
Salah satu kisah sukses yang terkenal adalah kisah Asmadi, seorang pemburu harta karun yang berhasil menemukan berbagai benda berharga seperti emas, permata, dan keramik kuno di Sungai Musi. Temuannya tersebut ia pamerkan di Museum Musi Treasure di Pulau Kemaro.
Kisah Asmadi menjadi inspirasi bagi para pemburu harta karun lainnya untuk terus mencari harta karun di Sungai Musi. Namun, tak semua orang seberuntung Asmadi. Banyak pemburu harta karun yang menghabiskan waktu dan uang bertahun-tahun tanpa hasil.
Lebih dari Sekedar Harta Karun
Berburu harta karun di Sungai Musi bukan hanya tentang mencari benda-benda berharga. Bagi banyak orang, ini adalah sebuah petualangan yang menantang dan penuh adrenalin. Ini adalah cara untuk menjelajahi sejarah dan budaya Palembang yang kaya.
Sungai Musi bukan hanya menyimpan harta karun, tetapi juga menyimpan cerita dan misteri yang menarik untuk diungkap. Bagi para pemburu harta karun, Sungai Musi adalah sebuah tempat yang penuh dengan harapan dan kemungkinan.
Menurut Sejarawan Palembang
Menurut sejarawan Kota Palembang, peninggalan-peninggalan yang ditemukan di dasar Sungai Musi mencerminkan berbagai peradaban dari masa lalu, termasuk setelah Kerajaan Sriwijaya, masa kolonial, dan masa kesultanan. Para penyelam, yang aktif mulai dari pagi hingga malam dengan menggunakan perahu ketek, menjelajahi setiap lokasi yang diyakini memiliki peninggalan sejarah di dasar sungai.
Hasil Temuan Harta Karun di Sungai Musi Palembang
Hasil temuan melibatkan berbagai barang, seperti piring, mangkuk, guci, fosil, perhiasan, koin emas, dan batangan emas. Barang-barang ini biasanya dijual di Pasar Cinde Palembang atau kepada kolektor barang antik. Banyak masyarakat yang tertarik untuk mengoleksi artefak bersejarah ini sebagai hasil dari pencarian harta karun.
Kehebohan di Palembang mencapai puncaknya pada tahun 2009 ketika ditemukan Patung Arca emas seberat 8 kg yang dijual seharga Rp 4 miliar. Temuan ini memicu peningkatan minat masyarakat untuk menjadi penyelam dan memperkaya kembali sejarah dan kekayaan Sungai Musi.