Kota Palembang, ibu kota Provinsi Sumatra Selatan, merupakan salah satu destinasi wisata favorit di Indonesia. Selain Jembatan Ampera yang ikonik, Palembang juga memiliki banyak tempat wisata lainnya yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu yang paling populer adalah Pulau Kemaro.
Pulau Kemaro merupakan sebuah delta kecil di Sungai Musi yang terletak sekitar 6 kilometer dari Jembatan Ampera. Pulau ini memiliki luas sekitar 30 hektar dan dihuni oleh ratusan orang. Pulau Kemaro dikenal sebagai tempat wisata religi dan budaya yang kental dengan nuansa Tionghoa.
Pagoda Simbol Pulau Kemaro
Pagoda di Pulau Kemaro Palembang menjadi tujuan wisata yang sangat terkenal di pulau tersebut. Dibangun pada tahun 2006, pagoda ini memiliki ketinggian 45 meter dengan setiap tingkatnya setinggi 5 meter.
Struktur pagoda ini memiliki delapan sudut, mirip dengan simbol Pat Kwa atau Kedelapan Trigram. Warna-warna cerah yang diaplikasikan pada pagoda ini mengandung makna sesuai dengan simbol warna dalam kepercayaan Tiongkok.
Merah melambangkan keberuntungan, kuning melambangkan kemakmuran, putih melambangkan kesucian, hijau melambangkan kesuburan, biru melambangkan kebijaksanaan, hitam melambangkan kekuatan, dan ungu melambangkan cinta.
Di dalam pagoda, terdapat altar yang didewakan oleh umat Buddha, menampilkan patung Dewi Kwan Im, Dewi Kwan Kong, dan Dewi Kwan Yin.
Pagoda di Pulau Kemaro memiliki arti sakral bagi umat Buddha, sering dijadikan tempat untuk berdoa atau berziarah. Selain itu, pagoda ini juga menjadi spot foto favorit para wisatawan, terutama saat malam hari ketika dihiasi dengan lampion-lampion merah yang menyala.
Beberapa fakta menarik tentang pagoda ini termasuk biaya pembangunan sekitar Rp10 miliar, melibatkan 200 pekerja selama dua tahun, menggunakan bahan-bahan berkualitas seperti marmer, granit, dan emas, serta memiliki 9 tingkat yang melambangkan tingkatan kesucian dalam ajaran Buddha.
Sebagai salah satu bangunan bersejarah, Pagoda di Pulau Kemaro Palembang memegang nilai budaya dan agama yang tinggi, menjadi simbol kekayaan budaya dan spiritualitas di Palembang.
Sejarah Pulau Kemaro
Pulau Kemaro Palembang menyimpan cerita menarik tentang kisah cinta antara Tan Bun An, seorang pedagang Tionghoa, dan Siti Fatimah, seorang putri Palembang. Dalam cerita ini, Tan Bun An jatuh hati pada Siti Fatimah selama kunjungannya untuk berdagang di Palembang, dan perasaan itu dibalas oleh Siti Fatimah. Sayangnya, hubungan mereka tidak mendapat restu dari Raja Palembang karena perbedaan status sosial.
Akhirnya, Tan Bun An dan Siti Fatimah memutuskan untuk melarikan diri ke Tiongkok, namun takdir berkata lain. Saat dalam perjalanan, harta benda mereka, terutama guci-guci berisi kekayaan, jatuh ke Sungai Musi. Meskipun Tan Bun An berusaha menyelamatkannya, ia tenggelam dan akhirnya meninggal. Siti Fatimah, yang tak tahan kehilangan cintanya, menyusul ke peraduan abadi.
Legenda menyebutkan bahwa jenazah keduanya ditempatkan di Pulau Kemaro, yang kemudian menjadi tempat ziarah bagi umat Buddha dan komunitas Tionghoa. Di pulau tersebut, terdapat Klenteng Hok Tjing Rio yang dibangun oleh Tan Bun An, yang sekarang berisi patung-patung mereka.
Pulau Kemaro juga terkenal dengan Pohon Cinta, yang diyakini sebagai tempat pertemuan Tan Bun An dan Siti Fatimah. Dikatakan bahwa jika pasangan kekasih menggantungkan gembok di pohon tersebut, cinta mereka akan abadi selamanya.
Daya Tarik Pulau Kemaro
Pulau Kemaro memiliki banyak daya tarik yang menarik untuk dikunjungi, antara lain:
- Klenteng Hok Tjing Rio
Klenteng Hok Tjing Rio merupakan salah satu klenteng tertua di Palembang. Klenteng ini dibangun pada tahun 1662 dan didirikan oleh Tan Bun An, seorang saudagar Tionghoa yang jatuh cinta dengan Putri Siti Fatimah, putri Raja Palembang.
Klenteng Hok Tjing Rio memiliki arsitektur yang indah dan unik. Bangunan klenteng ini didominasi oleh warna merah dan kuning yang melambangkan keberuntungan dan kemakmuran. Di dalam klenteng, terdapat berbagai macam patung dan altar yang disembah oleh umat Buddha.
- Pohon Cinta
Pohon Cinta merupakan sebuah pohon besar yang terletak di tengah Pulau Kemaro. Pohon ini dipercaya sebagai tempat bertemunya Tan Bun An dan Putri Siti Fatimah. Konon, jika sepasang kekasih yang belum menikah menggantungkan gembok di pohon ini, maka cinta mereka akan langgeng selamanya.
Pohon Cinta merupakan salah satu spot foto favorit wisatawan. Pohon ini dikelilingi oleh taman yang indah dan dihiasi dengan lampion-lampion merah yang menyala di malam hari.
Terkait: Pohon Cinta di Pulau Kemaro: Legenda dan Keindahan yang Menggoda
- Makam Tan Bun An dan Putri Siti Fatimah
Di Pulau Kemaro juga terdapat makam Tan Bun An dan Putri Siti Fatimah. Makam ini terletak di dekat Klenteng Hok Tjing Rio.
Menurut legenda, Tan Bun An dan Putri Siti Fatimah tidak dapat bersatu karena perbedaan status sosial. Tan Bun An berasal dari keluarga miskin, sedangkan Putri Siti Fatimah adalah seorang putri raja. Keduanya pun akhirnya meninggal dunia dalam keadaan terpisah.
Foto
Keindahan Alam Pulau Kemaro
Selain daya tarik religi dan budayanya, Pulau Kemaro juga memiliki keindahan alam yang memukau. Pulau ini dikelilingi oleh air Sungai Musi yang jernih dan berwarna kehijauan. Di tepi pulau, terdapat hutan bakau yang lebat yang menjadi habitat bagi berbagai macam satwa liar.
Wisatawan dapat menikmati keindahan alam Pulau Kemaro dengan berjalan-jalan di tepi pantai atau berkeliling pulau menggunakan perahu.
Perayaan Cap Go Meh
Kegiatan warga Tionghoa di Pulau Kemaro tidak terbatas pada sekadar destinasi wisata, tetapi juga tempat beribadah dan berziarah bagi komunitas Tionghoa di Palembang. Setiap tahunnya, pulau ini menjadi tempat pelaksanaan berbagai ritual keagamaan seperti perayaan Cap Go Meh dan upacara khusus dalam memperingati leluhur. Selain itu, warga Tionghoa secara aktif terlibat dalam menjaga dan memelihara kebersihan serta keindahan pulau ini.
Kegiatan sosial dan budaya turut meramaikan suasana di Pulau Kemaro, yang menjadi wadah interaksi antara warga setempat dan wisatawan. Dengan demikian, Pulau Kemaro bukan hanya tempat wisata yang indah, tetapi juga memperkaya keragaman budaya dan keberagaman kegiatan masyarakat Tionghoa di Palembang.
Tips Berkunjung ke Pulau Kemaro
Berikut adalah beberapa tips untuk berkunjung ke Pulau Kemaro:
- Waktu terbaik untuk berkunjung ke Pulau Kemaro adalah pada pagi hari atau sore hari. Pada waktu ini, cuaca biasanya cerah dan tidak terlalu panas.
- Jika ingin berkunjung ke Pulau Kemaro pada hari libur, sebaiknya datang lebih awal. Pulau Kemaro biasanya ramai dikunjungi wisatawan pada hari libur.
- Kenakan pakaian yang nyaman dan sopan. Pulau Kemaro merupakan tempat wisata religi, sehingga pengunjung dianjurkan untuk berpakaian sopan.
- Jangan lupa untuk membawa kamera. Pulau Kemaro memiliki banyak spot foto yang menarik.
Pulau Kemaro merupakan salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat berada di Palembang. Pulau ini menawarkan keindahan alam, budaya, dan sejarah yang menarik.