Strategi Sumatera Selatan dalam Mengatasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan: Pencerahan dari Konferensi PBB

Baba.co.id, Dalam sebuah diskusi di the 28th Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change di Uni Emirat Arab, Agus Fatoni, Penjabat Gubernur Sumatera Selatan, mengungkapkan strategi dan kebijakan yang telah diimplementasikan untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya.

Fatoni memaparkan langkah-langkah konkret yang telah diambil oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Pemprov Sumsel) untuk mengurangi risiko kebakaran hutan dan lahan. Langkah pertama melibatkan penggunaan teknologi modern melalui aplikasi SONGKET Sumsel (Sistem Operasi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Terpadu Provinsi Sumatera Selatan) yang berfungsi sebagai alat deteksi dini.

“Melalui SONGKET Sumsel, maka pengambilan keputusan dalam pencegahan dan pemadaman serta penegakan hukum karhutla di Provinsi Sumatera Selatan menjadi lebih efektif dan efisien karena lebih mudah, lebih murah, dan lebih cepat,” ujar Fatoni dalam pernyataannya di Uni Emirat Arab pada Ahad, 10 Desember 2023.

Dalam upaya peningkatan kewaspadaan, Pemprov Sumsel mengeluarkan Surat Keputusan Gubernur Sumsel No. 269 tahun 2023 tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Karhutla Tahun 2023 dan Gubernur Sumsel No.302 tahun 2023 tentang Pembentukan Pos Komando Satgas Siaga Darurat Bencana Asap Akibat Karhutbunlah.

Baca juga:  Desa Wisata Tebat Lereh Pagaralam Sumatera Selatam: Perpaduan Budaya, dan Alam yang Memukau

Langkah selanjutnya mencakup koordinasi yang erat dengan aparat keamanan, termasuk TNI, Polri, dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. “Kami beberapa kali menggelar rapat koordinasi bersama FORKOPIMDA Prov dan Kab/Kota serta Pimpinan Perusahaan,” jelas Fatoni.

Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) juga menjadi bagian dari strategi Pemprov Sumsel dengan melakukan hujan buatan sebanyak 12 kali selama periode Juni sampai November. Kegiatan ini difokuskan pada wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan, khususnya lahan gambut.

Pemadaman kebakaran hutan dan lahan dilakukan secara terkoordinasi oleh Sub Satgas Operasi Darat. Wilayah yang sulit dijangkau mendapat perhatian khusus dengan penerapan metode Pemadaman Udara (Water Bombing) oleh satgas tersebut.

Agus Fatoni menekankan pentingnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar tidak menggunakan pembakaran sebagai metode membuka lahan. Aparat keamanan turut aktif dalam kampanye ini. “Kita harus terus memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa membakar lahan memiliki dampak serius terhadap lingkungan dan kesehatan,” tegas Fatoni.

Sebagai bentuk kearifan lokal, Pemprov Sumsel mengaktifkan Sub Satgas Doa yang bertanggung jawab untuk melaksanakan Salat Istisqa, doa meminta hujan. “Praktik ini dilakukan ketika hari tanpa hujan atau musim kemarau sudah cukup panjang,” tambah Fatoni.

Baca juga:  Rakerda Dekranasda Sumsel 2024, Menuju Kriya Unggul Indonesia Maju

Dalam hal penegakan hukum, Pemprov Sumsel bekerja sama dengan aparat penegak hukum seperti Polda Sumsel, Gakkum KLHK RI, dan Kejaksaan untuk menindak tegas pelanggaran terkait karhutla.

Upaya serius Pemprov Sumsel dalam menghadapi tantangan kebakaran hutan dan lahan, termasuk langkah-langkah teknologi dan kebijakan yang diimplementasikan. Strategi yang holistik dan terkoordinasi ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk melindungi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Rekomendasi untuk Anda

Advertisement

Terkait

Terbaru