Kisah Inspirasi: Seorang Anak Pemarah dan Ayah yang Bijaksana

Suatu waktu, ada seorang anak pemarah yang mengadu kepada ayahnya agar dia bisa menghilangkan sifat marahnya itu. “Yah, aku ingin jadi orang yang disukai banyak orang. Aku ingin hilangkan sifat jelekku ini. Caranya gimana ya, yah?” anak itu berkata kepada ayahnya. Ayahnya menjawab, “Ya, sudah kalau begitu, ayah sangat senang sekali mendengarnya, nak. Coba kau cari dan kumpulkan sekantung paku, anakku.” “Untuk apa, yah?” anak itu bertanya. “Sudahlah, nanti juga kau tahu, anakku,” Ayah berkata sambil memberikan senyum yang indah.

Ayah menyuruh anaknya untuk mengumpulkan paku-paku agar setiap kali anaknya marah atau membuat orang marah, ia bisa menancapkan paku itu ke sebuah batang pohon di depan rumahnya.

Hari pertama anak itu telah menancapkan 20 paku, artinya ia telah marah selama 20 kali. Melihat itu, ayah hanya tersenyum bahagia atas usaha yang dilakukan anaknya itu.

Hari kedua, anak itu menancapkan 15 paku, artinya ia telah berhasil mengurangi amarahnya. Jadi, total ada 35 paku yang tertancap di pohon depan rumahnya itu.

Baca juga:  Kisah Inspirasi: Kisah Seorang Nenek dan Minyak Goreng

Hari ketiga, hanya 5 paku yang tertancap, dan sampai hari keempat tidak ada paku yang tertancap di pohon itu. Jadi, ada 40 paku yang tertancap di pohon itu. Melihat kesungguhan anaknya, ayah merasa sangat gembira. “Nak, ayah sangat senang melihat kesungguhanmu. Sekarang, ayah minta agar setiap kali kau bisa menahan amarahmu, engkau bisa mencabut satu paku dari pohon itu.” Minta sang ayah. “Baiklah, yah. Akan aku lakukan,” kata anaknya.

Setiap hari, anak itu berhasil menahan amarahnya, dan seiring berjalannya waktu, dia bisa mencabut paku-paku yang tertancap di pohon itu hingga akhirnya tercabutlah semua paku. “Anakku, lihatlah, kau telah berhasil mengalahkan egomu sendiri. Tapi lihatlah lubang di pohon ini. Seperti kau menusukkan pisau kepada seseorang, berapa kali pun engkau meminta maaf, luka itu akan tetap ada, persis seperti lubang-lubang paku yang ada di pohon ini,” dengan bijaknya ayah memberi nasihat. Anak itu berkata, “Aku tahu, yah, maksudnya. Sekarang aku takkan lagi membiarkan ego ku mengendalikan hidup ini. Aku akan menjadi orang yang memberikan kesan positif kepada seseorang, agar pesan itu selalu tertancap kokoh di hatinya.” Dengan perasaan senang, ayah tersenyum.

Baca juga:  Kisah Inspirasi: Kisah Seorang Nenek dan Minyak Goreng

Rekomendasi untuk Anda

Advertisement

Terkait

Terbaru